Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (24)

Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (24)

radarbengkuluonline.com - Kota Bengkulu ini banyak sekali  nama jalannya . Pembaca sudah tahu lah itu. Ada jalan yang bersangkutan dengan nama burung, nama buah, nama sungai, nama pulau. Ada juga nama bunga, nama pohon, bahkan nama orang. Soal nama orang ini,  juga banyak. Bahkan, ada juga nama orang Bengkulu yang tersangkut dinama jalan itu. Ini harus diketahui orang Bengkulu. Termasuk pelajar, mahasiswa, guru, dosen. Bila perlu, guru, kepala sekolah, dosen, rektor menyebarkan informasi ini ke grup WA mereka masing-masing agar semuanya tahu. Siapa saja namanya ya? Mau tahu! Silakan baca laporan wartawan radarbengkuluonline.com yang sudah lulus Uji Kompetisi Wartawan (UKW)   di bawah ini.

AZMALIAR ZAROS - Kota  Bengkulu

Letkol Samsul Bahrun, Pejuang yang Gagah Berani

Jalan Letkol Syamsul Bahrun ini Anda juga sudah tahu itu.  Ia juga namanya  dimasukkan jadi salah satu nama jalan di Kota Bengkulu. Jalan itu membentang dari Simpang Tiga Semarang ke Jembatan Bentiring, Kecamatan Muara Bangkahulu menuju ke arah Simpang 4 Tugu Hiu TVRI Bentiring. Siapakah Syamsul Bahrun itu?

Samsul Bahrun itu, Kata Mantan Ketua Dewan Harian Daerah 45 Bengkulu, (alm) Syarif Syafri, dan M.Z.Ranni (Perlawanan terhadap Penjajahan dan Perjuangan Menegakkan Kemerdekaan Indonesia di Bengkulu) terbitan Balai Pustaka Jakarta tahun 1990 merupakan salah seorang tokoh pejuang Bengkulu. Dia termasuk pejuang yang gagah, gigih melawan kekejaman Belanda. Semangatnya bergemuruh untuk mengenyahkan penjajah dari negara ini.’’Dia salah satu pejuang Bengkulu yang gigih mengusir penjajah,’’ ujar Syarif Syafri waktu lalu.

SILAHKAN BACA: Ini Balasan Surat Pemkot untuk Gubernur Bengkulu

Di samping itu juga, Syamsul Bahrun ikut mendidik generasi bangsa untuk menjadi pejuang. Dia ikut mendidik anak muda bangsa dalam Sekolah Pendidikan Perwira untuk seluruh Slagorde Divisi Garuda VIII yang didirikan di daerah Kabawetan, Kepahiang. Dalam lembaga pendidikan itu dia ditunjuk sebagai instruktur bidang perang gerilya.

Perjuangan yang dilakukannya tidak hanya di Kota Bengkulu, tetapi juga di daerah-daerah. Seperti Curup, Kepahiang. Bahkan dia juga sampai berjuang ke Lahat, Padang Tepung, Sumatera Selatan. Sebab, dia jadi Komandan Kompi II Batalyon 28 Curup.

Sewaktu Belanda melakukan agresi tanggal 21 Juli 1947 di berbagai daerah, Letnan satu Samsul Bahrun pun tidak tinggal diam. Dia ikut berjuang untuk menyelamatkan bangsa ini dari ancaman serangan Belanda tersebut.

BACA DULU:  Bengkulu Utara Raih Peringkat Pertama

Bahkan sewaktu terjadi pertempuran hebat di daerah Lahat, Sumatera Selatan, dia kembali ke Brigade Garuda Emas menjadi Komandan Kompi II Batalyon 28 Curup membawa pasukan kompinya ke Lahat. Sebab, tanggal 27 Juli Belanda sudah memasuki daerah Lahat.

Kemudian, Direktur sekolah itu diperintahkan membuat Front Tanjung Raya. Dengan adanya peristiwa itu direktur dan semua siswa diberangkatkan ke tempat tersebut. Sehingga sekolah pendidikan perwira di Kabawetan Kepahiang itu dihentikan kegiatannya.

Melihat pertempuran yang tak seimbang dalam persenjataan, maka dari Batalyon 28 Bengkulu diperintahkan pula Letnan Muda Zikri Jakfar beserta pasukannya ke Lahat. Kemudian menyusul Letnan II Z Abidin beserta pasukannya.

BACA JUGA: Hijazi – Dadang TMS, Mantan Wagub Terpilih Jadi Ketua KONI Bengkulu

Pertempuran yang terjadi di daerah Lahat ini sangat sengit. Sebab, Belanda memiliki senjata yang cukup lengkap. Perlawanan yang dihadapi rakyat dibawah Komando Samsul Bahrun ini tidak berimbang. Sehingga daerah Lahat akhirnya bisa mereka duduki. Karena itu, Markas Divisi Garuda VIII yang berpusat di Lahat ini dipindahkan ke daerah Lubuklinggau.

Setelah itu diadakan perjanjian Renvile. Sehingga seluruh kegiatan tembak-menembak dihentikan semua. Pasukan-pasukan ini kemudian membuat satu front di Front Air Keruh Sukarami, Lahat. Pasukan ini dibagi dalam 7 kelompok. Samsul Bahrun masuk kelompok dua dengan nama Kompi II Batalyon 28 Brigade Garuda Emas. Pasukan yang dipimpin Letnan I Samsul Bahrun dan Letnan Muda Zikri Jakfar selama di Front Sukarami beberapa kali menyusup ke daerah musuh untuk melakukan sabotase. Dalam peperangan di daerah ini banyak sekali tentara Bengkulu dan dari Lahat yang gugur di medan perang.

PERLU DIBACA: MUI Perkuat Kerjasama Antar Ulama, Umara dan Masyarakat

Setelah itu, Batalyon XXVI ditugaskan menghadapi serangan Belanda. Kompi di bawah pimpinan Letnan II Samsul Bahrun berkedudukan di Curup juga ikut berjuang di Padang Tepung untuk menghancurkan Belanda. Ia ikut melakukan politik Bumi Hangus dengan menghancurkan jembatan-jembatan agar Belanda tidak masuk ke Bengkulu. Penyerangan yang dilakukan Belanda ini tidak hanya dari darat, tetapi juga dari udara. Mereka melakukan penembakan dimana-mana. Sehingga pasukan TNI kalang kabut dibuatnya. Walaupun demikian, hal itu tidak mengendurkan semangat juang mereka.

Akibat peperangan yang hebat itu, maka hal itu mendapat simpatik negara lain. Pada tanggal 20-23 Januari 1949 Perdana Menteri India, Pandit Jawaharlal Nehru mengadakan konferensi di New Delhi yang dihadiri 19 negara Asia yang intinya menelurkan satu resolusi untuk menghentikan agresi Belanda dan meminta PBB turun tangan mengatasi masalah ini. Berdasarkan resolusi itu, maka dewan Keamanan PBB pada tanggal 28 Januari 1949 menerima satu resolusi yang isinya antara lain, penghentian operasi militer, mengadakan perundingan antara kedua belah pihak. Walaupun ada perjanjian tersebut, tetapi Belanda tidak mau mematuhinya. Buktinya, mereka terus melakukan pertempuran dimana-mana.

Selain itu, Samsul Bahrun yang juga pernah menjadi Bupati Bengkulu Utara ini termasuk sebagai salah satu tokoh pendirian Provinsi Bengkulu. Pada tanggal 25 Juli 1966 dia memimpin delegasi pendirian Provinsi Bengkulu ke Jakarta untuk menyampaikan keinginan rakyat Bengkulu dalam pendirian Provinsi Bengkulu.

Karena semangat juangnya yang besar, maka namanya diusulkan untuk jadi salah satu nama jalan di Kota Bengkulu. Usulan itu pun dikabulkan. Nama jalan itu dipasang mulai dari Simpang 3 Semarang ke arah Jembatan Bentiring sampai ke Simpang 4 Tugu Hiu, TVRI Bentiring.(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: