Hentikanlah Prilaku Kriminal di Kalangan Milenial

Hentikanlah  Prilaku Kriminal di Kalangan Milenial

radarbengkuluonline.com, BENGKULU - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief menyatakan keprihatinan atas maraknya tindak kriminal yang melibatkan remaja dan kalangan milenial tersebut. Hampir setiap pekan laporan kasus kriminal yang muncul di media massa di Provinsi Bengkulu melibatkan remaja dan kalangan milenial, mulai dari pembegalan, pencabulan, hingga pencurian. BACA DULU: Plt. Kepala SD dan SMP di Kota Didefinitifkan Segera

Menurut Ketua DPD Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Kabupaten Kepahiang itu, program revolusi mental yang pernah digaungkan Presiden Joko Widodo diperlukan untuk mengatasi persoalan kenakalan tersebut. "Tahun 2014 yang lalu gaung revolusi mental ini luar biasa. Saya suka dengan program ini. Saya yakin kalau program ini berjalan, di rumah-rumah ibadah, di masjid-masjid, di rumah-rumah sekolah, di kampus-kampus, di kampung-kampung, pasti akan banyak perubahan di Indonesia," kata Riri, Selasa (11/1).

Bila program revolusi mental tersebut meredup di pusat, lanjutnya, maka tidak akan berdosa bila semangat itu dilaksanakan oleh pemerintah daerah. "Program itu penting dan mendesak. Sangat realistis untuk merespon kegawatan situasi saat ini. Saya berharap program ini bisa berjalan di Bengkulu. Saya siap untuk bekerjasama kalau pemerintah daerah berniat untuk menerapkannya." BACA JUGA: “PR” Besar Wisata Medis Mengembalikan Kepercayaan Rakyat Sendiri

Cara yang paling mudah untuk mengubah mental anak-anak hingga remaja, lanjutnya, adalah dengan memanfaatkan media televisi. "Dengan merancang tayangan-tayangan hiburan yang bermanfaat dan menyenangkan. Dulu waktu kecil saya masih merasakan ini. Biasanya akhir pekan. Tayangannya menghibur, tapi sangat mendidik."

Ia berharap pemerintah memperketat tayangan media agar yang tersaji ke publik hanya yang benar-benar memiliki manfaat untuk pendidikan atau yang mengungkapkan informasi yang sebelumnya tidak diketahui. "Jangan sampai media yang berkembang adalah yang punya pengaruh buruk yang merusak, yang mengandung unsur kekerasan, permasalahan rumah tangga, pornografi, percintaan, joget-joget dengan memperlihatkan kemolekan tubuh, astaghfirullah. Ini harus dibenahi. Kalau tidak bisa di seluruh Indonesia, Bengkulu bisa memulainya," paparnya. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: