Karena Belum Sempurna, Arwah Tumbal Suramadu Bergentayangan
Kejadian tragis di Suramadu konon tidak hanya disebabkan faktor human error. Ada pula campur tangan makhluk gaib. Arwah mereka yang dijadikan tumbal pembangunan jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu belum sempurna. Mereka kerap berulah.
—
”ITU bukan urusanmu.” Suara lirih terdengar dari bibir Nyi Chintya Anjani, Ketua Padepokan Tirto Segoro Arum. Tubuhnya terlihat lemas. Sebab, ada sosok Dewi yang merasuki sukmanya. Tim padepokan menyebutnya sebagai mediumisasi. Proses itu berlangsung sekitar 15 menit. Lokasinya di sisi selatan Jembatan Suramadu. Tepatnya di dekat dengan Gudang Peluru, Kedung Cowek.
Dewi diketahui sebagai tetua di Selat Madura. Ribuan tahun sudah ia berada sana. Ia pun marah saat ditanya wujudnya. Namun, ia bersedia menjawab ketika Jawa Pos mengorek di balik beberapa kejadian di Suramadu. Termasuk cerita tentang tumbal untuk pembangunan jembatan penghubung Surabaya dengan Madura tersebut.
Ditemani gerimis tipis, sosok Dewi yang berada di tubuh Chintya bercerita dengan suara lirih. Salah satunya terkait dengan penyebab kecelakaan (laka) dan seringnya peristiwa bunuh diri di sana. ”Bukan saya, itu mereka,” kata Dewi yang merasuki tubuh Chintya.
Laka beruntun hingga bunuh diri konon disebabkan ulah para arwah yang bergentayangan. Dewi menyatakan bahwa dirinya tidak pernah campur tangan soal itu. Kejadian tersebut disebabkan ulah arwah yang belum sempurna. Total, ada 21 nyawa yang ditumbalkan guna kelancaran pengerjaan Jembatan Suramadu. Mulai anak-anak hingga para pekerja.
Korban tumbal itu ditempatkan di tiga titik. Yakni, sisi Surabaya, bagian tengah jembatan, dan titik masuk Pulau Madura. Setiap lokasi ada tujuh arwah. Mereka ini yang kerap jahil saat ada pengendara yang melintas. Apalagi berkendaranya tidak sopan dan sombong. ”Arwah-arwah ini sering lewat di tengah jalan. Tujuannya, merusak konsentrasi,” ungkap sosok Dewi.
Akibatnya, laka terjadi. Termasuk insiden beberapa bulan kemarin. Kecelakaan beruntun yang menewaskan dua orang. Bukan hanya itu, mereka juga mempengaruhi orang yang melintas di Suramadu. Khususnya yang sedang depresi. Tujuannya, mengakhiri hidup di sana.
BACA DULU: Kado Unik yang Membawa Pundi-Pundi Duit
Dewi menyebut tumbal pembangunan Jembatan Suramadu merupakan permintaan para jin di sana. Maklum, jembatan yang dibangun pada 2003 itu mendapat penolakan dari makhluk gaib di sana. Mereka tidak suka. Alasannya, mengganggu tempat tinggalnya. Selain sudah tinggal di Selat Madura selama ribuan tahun, sosok Dewi menjaga stabilitas ombak di sana.
Proses mediumisasi tidak gampang dilakukan. Tidak semua orang bisa dirasuki. Setidaknya tim empat kali mencoba berkontak dengan makhluk astral, tetapi sempat tiga kali gagal. Sebab, sosok yang masuk ke tubuh medium bukan yang dikehendaki saking banyaknya makhluk astral di sana. Misalnya, yang masuk ke raga Yosef Mega. Tubunya dirasuki Ki Joyo. Sosoknya sudah tua. Nada suaranya keras. Ia marah karena merasa diganggu. Rupanya, makhluk tersebut adalah penunggu Gudang Peluru. Jadi, ia tidak bisa ditanya soal Suramadu.
Cintya mengungkapkan, lokasi itu sering menjadi tempat pembuangan jin. Karena itu, susah mencari target sosok yang dapat menguak misteri di Suramadu. Salah satu caranya, mendekati kawasan Jembatan Suramadu. Alhasil, mediumisasi berhasil. Dengan syarat, tubuhnya yang menjadi medium.
BACA JUGA: Kesenian Dol, Musik Tradisional Bengkulu yang Gemanya Mendunia
Menurut Chintya, angka korban jiwa di Suramadu bisa ditekan dengan menyempurnakan nyawa yang menjadi tumbal. Sebab, mereka belum sempurna. Caranya, melakukan ritual dan tentu mengirim doa. ”Mereka mintanya begitu. Sebab, arwah mereka (korban tumbal, Red) belum sempurna,” terangnya.
Salah satu caranya, menabur bunga. Jika tidak diruwat, mereka tetap mengganggu pengendara. Terutama mereka yang melintas dengan tidak sopan. Misalnya, ngebut atau bercanda dalam berkendara. Karena itu, setiap pengendara setidaknya berdoa. Bersalawat bagi yang beragama Islam. Cara itu bisa menghindarkan diri dari gangguan mereka.
Setelah beberapa kali mediumisasi, masuk arwah korban laka di Suramadu. Menurut Chintya, siapa saja bisa merasuki tubuh mediator. Sebab, makhluk astral di Suramadu sangat banyak. Kalaupun mereka tidak tinggal di sana, setidaknya Jembatan Suramadu menjadi lokasi berkumpulnya. (JP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: