Taman Budaya Tanjung Agung Memprihatinkan

Taman Budaya Tanjung Agung Memprihatinkan

radarbengkuluonline.com, BENGKULU - Taman Budaya di Kelurahan Tanjung Agung (TA) terlihat tidak terawat. Beberapa fasilitas permainan anak-anak di taman tersebut rusak. Selain itu dari 18 lampu penerangan taman, hanya menyisakan tiga saja yang masih menyala.

Menurut Lisma salah seorang pedagang di Taman Budaya Tanjung Agung, sudah hampir satu tahun kondisi fasilitas taman itu rusak. Memprihatinkan. Hingga saat ini belum ada perbaikan. “Saya berjulan sudah 2 tahun disini,” sebutnya kepada radarbengkuluonline.com. BACA JUGA: 100 Pelajar Bengkulu Akan Nikmati Beasiswa dari Gubernur

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Medy Febriansyah, SSTP, M.Si mengatakan, pihaknya masih meninjau Taman Budaya Tanjung Agung. “Dibangun oleh Perkim (Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman) Kota Bengkulu dengan menggunakan anggaran APBN, apakah langsung diserahkan ke LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) kita tidak tahu,” sebutnya.

Sehingga kata Medy, bukan kewenangan pihaknya jika taman kota diserahkan ke LPM. Segala perawatan dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab LPM. Namun DLH Kota membantu untuk melakukan pemangkasan pohon, penyedian tong sampah dan lainnya. “Seperti halnya Pantai Berkas, mereka mengelola dan melakukan perawat secara mandiri,” katanya. BACA JUGA: Jalan Hibrida Ini Hampir Setiap  Hari Ada Yang Kecelakaan

Sementara itu Lurah Tanjung Agung, Mulyani mengatakan, Taman Budaya Tanjung Agung merupakan aset Pemerintah Kota Bengkulu yang rencananya diserahkan ke Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) ataupun Karang Taruna. Pihaknya sudah menawarkan dengan Karang Taruna dan LPM untuk mengelola taman itu. Namun Karang Taruna maupun LPM tidak mau. “Tidak adanya pemasukan, pengunjung tidak ada,” sebutnya Minggu (16/1) kemarin.

Perbaikan dan pengelolaan langsung dilakukan oleh pihaknya dengan cara melakukan kerja bakti bersama warga sekitar setiap dua minggu sekali. Mulyani mengatakan ,lokasi Taman Budaya Tanjung Agung yang tidak strategis membuat pengunjung yang datang hanya masyarakat sekitar. Membuat tidak adanya pemasukan dari Taman Budaya Tanjung Agung. Tidak adanya anggaran pemeliharaan juga membuatnya kebingungan untuk mengelolanya.

“Kita juga sering minta bantuan Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan pemangkasan pohon yang tinggi dan sudah mengganggu. Untuk rumput dan pembersihan kita bersama warga melakukan potong rumput dan menyapu,” paparnya. (Bro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: