Produksi Tahu Bengkulu Diciutkan Sementara
radarbengkuluonline.com, BENGKULU - Sejumlah produsen tahu di Bengkulu, terpaksa menciutkan atau mengurangi jumlah produksi mereka. Ini dilakukan akibat harga kacang bola melonjak dari harga normal sebelum pandemi. Kenaikan harga tersebut membuat para perajin tahu di Bengkulu terpaksa harus mengurangi keuntungan untuk menambah modal membeli bahan baku.
Saipul (44) salah seorang pembuat dan pemilik pabrik Tahu TS di Jl. Tibrata, Kelurahan Cempaka Permai, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu mengeluhkan soal harga bahan baku sekarang semakin melonjak. "Sekarang ganti harga. Bukan lagi naik harga. Dari 350/karung sekarang sudah 550/karung atau dulunya Rp 7.000/kg sekarang Rp 11.000/kg," ucapnya saat ditemui radarbengkuluonline.com ditempat usahanya Selasa (18/1). BACA DULU: Buntut Suami Ditahan, Para Istri Minta Bupati Seluma Pasang Badan
Sejak harga Kacang Bola meningkat, paparnya, keuntungan para produsen tahu di Bengkulu menurun. Mereka tidak berani untuk terlalu menaikkan harga jual ke pelanggan karena khawatir pelanggan akan berpindah, sehingga omzet turun. "Paling kita menaikkan sedikit harga sambil bertahan menunggu harganya kondusif lagi."
Tantangan tersendiri yang didapat para produsen, semua ini terjadi karena pengaruh pandemi yang hingga saat ini belum juga berakhir yang akhirnya berdampak pada penghasilan mereka di pabrik. "Akhir - akhir ini kita mengalami penurunan dari konsumen."
Saipul menambahkan, semua yang mereka lakukan ini demi mempertahankan usaha mereka agar tetap beroperasi di tengah pandemi dan naiknya bahan pokok, walau pun sekarang tidak memproduksi sebanyak dulu lagi. "Biasanya 14 karung, sekitar 700 Kg. Karena harga belum stabil, kita kurangi menjadi 500 Kg." BACA JUGA: Susunan Pejabat AKD Mukomuko Bergerak Tipis
Adanya pelanggan setia juga menjadi salah satu alasan mereka untuk terus memproduksi, walaupun begitu peminat Tahu TS ini terbilang luas. Selain dari dalam kota, juga ada pelanggan dari luar Kota Bengkulu. "Konsumennya dari dalam kota dan luar kota, dari dalam kita yang mengirim kalo dari luar kota mereka yg jemput sendiri."
Pabrik rumahan seperti Saipul ini memang membutuhkan banyak kesabaran. Tidak bisa dipungkiri apa yang akan terjadi ke depannya, bertahan merupakan salah satu jalan agar usaha mereka tidak tutup karena harga kacang yang masih melambung. "Sekarang ini biayanya makin besar, hasilnya semakin menurun. Karena semua bahannya sudah naik, sebisa mungkin kami harus tetap bertahan."
Ia berharap pemerintah tahu bahwa harga bahan pokok ini sangat melonjak, dan berharap ada solusinya. Inginnya kenaikan harga kedelai ini hanya sementara dan tidak lama kembali ke harga semula. Dengan demikian, perajin tahu di Bengkulu selamat dari ancaman kebangkrutan.(Mg-2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: