Minyak Goreng Curah Untuk Atasi Kelangkaan
radarbengkuluonline.com, BENGKULU - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Bengkulu menilai, mengatasi kelangkaan minyak goreng (Migor) yang dikeluhkan masyarakat Bengkulu di pasar tradisional maupun modern, perlu adanya duduk bersama-sama untuk mencarikan solusi kongkritnya.
Duduk bersama antara Pemerintah Daerah dengan pihak swasta selaku pemasok minyak goreng, aparat penegak hukum, KADIN, dan pihak terkait lainnya di tingkat daerah.
“Ditengah kondisi sulitnya masyarakat mendapatkan minyak goreng, tidak saja kemasan maupun curah ini, tidak baik mencari siapa yang salahnya lagi, melainkan perlu dilakukan koordinasi bersama lintas sektoral untuk mencarikan solusi terbaiknya. Apalagi kita juga sudah membuat analisia dan resume dalam kontek kebutuhan minyak goreng untuk masyarakat di Provinsi Bengkulu antara di harga Rp. 12 ribu sampai Rp 12.500 perliter,” ungkap Ketua Umum KADIN Provinsi Bengkulu Ir. H. Marwan Ramis, ketika menyikapi kelangkaan minyak goreng di Bengkulu.
Menurut Marwan, dari analisa pihaknya untuk mengatasi secara cepat kelangkaan minyak goreng yang dilihat dari ketersediaan barang, diyakini tidak kekurangan ini, pemerintah daerah bersama lintas sektoral agar memperbanyak suplay minyak goreng curah ke pasaran.
Pasalnya dari segi harga maupun kualitas tidak jauh berbeda. Terlebih ini sifatnya untuk mengatasi kebutuhan masyarakat yang tidak seimbang antara penawaran dengan permintaan. “Jika pihak KADIN diminta ikut mencarikan solusi, akan kita komunikasi secara bersama. Apalagi untuk minyak goreng curah ini bisa disuplay dari Provinsi Sumatera Barat, Lampung, Jakarta, Tanggerang dan Medan,” ujarnya, Selasa, (22/2).
Lebih lanjut ia menyampaikan, belum terpenuhi kebutuhan masyarakat akan minyak goreng kemasan secara nasional ini, karena pelaku usahanya masih terbatas, kendati disisi lain pemerintah juga sedang berupaya, namun sepertinya belum membuahkan hasil maksimal.
Disisi lain bisa dikarenakan tingginya harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, namun produksi mengalami penurunan.
Dengan itu, diperkirakan kondisi yang sekarang akan terus terulang, sehingga lagi-lagi dari analisa pihaknya, karena Bengkulu memiliki potensi perkebunan sawit yang sangat luas, agar mulai memikirkan pembinaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), untuk bisa memproduksi minyak goreng sendiri.
Belum lagi, langkah demikian juga bisa memperpendek rantai pasokan yang saat ini diketahui sangat panjang, sehingga bisa mempengaruhi tingginya harga.
“Dengan potensi yang ada, Bengkulu bisa memproduksi minyak goreng sesuai kebutuhan masyarakat lokal dulu. KADIN siap mensuport jika memang ingin diwujudkan di Bengkulu, meski untuk produksi CPO dari data yang kita peroleh tidak berkurang,” demikian Marwan.(idn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: