Biasakan Aktivitas dengan Pola Makan Sehat
radarbengkuluonline.com, JAKARTA - Bulan Ramadan telah berlalu. Orang-orang perlu mengembalikan aktivitas puasa agar terbiasa dengan pola makan sehat. Hidup dengan pola makan sehat diperlukan agar tubuh tetap terjaga dengan nutrisi dan kandungan yang seimbang.
"Badan kita itu menyukai sesuai yang rutin. Karena ada pembiasaan maka harusnya setelah lebaran, aktivitas puasa itu harus dikembalikan agar kita masih terbiasa dengan kebiasan puasa. Terbiasa untuk pola makan yang sehat," ujar Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Tirta Prawita Sari di Jakarta, Selasa(siaran persnya, Selasa (3/5/2022).
Lebih lanjut dikatakan, pola makan menjadi salah satu upaya menghindari berbagai macam penyakit kronis dan katastropik yang membutuhkan biaya banyak. Seperti stroke, diabetes, penyakit jantung dan hipertensi. Berpuasa termasuk upaya yang bisa orang-orang lakukan untuk mencegah sederet penyakit kronis itu sekaligus cara cara detoksifikasi tubuh yang murah dan mudah.
"Selain itu, puasa juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah mengalami penurunan dan menyebabkan tubuh mengambil cadangan energi lain dalam bentuk lemak sebagai sumber energi. Itu baik sebagai upaya membersihkan atau detoksifikasi tubuh," jelas Tirta.
Selama Ramadan, umat muslim diatur untuk berpuasa dalam 13-14 jam lalu berbuka setelahnya dan pola ini mirip dengan pola makan puasa yang baik. Yaitu intermitten fasting. “Ada beberapa contoh intermitten fasting. Contohnya alternate day fasting yang mana puasa berselang seling seperti puasa Daud. Bedanya saat hari puasa itu hanya boleh makan 500 kalori, dan hari berikutnya feast day yang boleh dalam jumlah yang kita inginkan tanpa perlu memusingkan kalori," terangnya.
Selain itu, ada pula diet 5:2 yaitu 5 hari tidak berpuasa dan 2 hari berpuasa. Muslim umumnya mengaplikasikan pola ini melalui puasa sunah Senin Kamis. "Tapi dalam ketentuan ketika berbuka pada hari Senin dan Kamisnya itu intake kita hanya 500-1000 kalori, 5 hari lainnya feast day. Kenapa hanya 500-1000 kalori? Karena itu jumlah kalori minimal yang kita butuhkan sehingga pekerjaan dasar tetap bisa kerjakan," urainya.(FIN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share: /*props */?> /*google ads */?> /*amp advernative */?>
- 1 Suzuki Carry vs Daihatsu Gran Max: Kendaraan Niaga yang Tangguh dan Ekonomis
- 2 Harga Beras 50 Kg: Stok Hemat untuk Keluarga dan Usaha di Bulan Ini
- 3 Polisi Selidiki Kasus Tabrak Lari di Kelurahan Babatan Seluma
- 4 Modifikasi SUV vs Sedan: Gaya dan Fungsi yang Tetap Tren
- 5 Apakah Mobil Listrik dengan Harga Terjangkau Akan Menjadi Standar Baru?
- 1 Suzuki Carry vs Daihatsu Gran Max: Kendaraan Niaga yang Tangguh dan Ekonomis
- 2 Harga Beras 50 Kg: Stok Hemat untuk Keluarga dan Usaha di Bulan Ini
- 3 Polisi Selidiki Kasus Tabrak Lari di Kelurahan Babatan Seluma
- 4 Modifikasi SUV vs Sedan: Gaya dan Fungsi yang Tetap Tren
- 5 Apakah Mobil Listrik dengan Harga Terjangkau Akan Menjadi Standar Baru?