Ini Dia Data dan Fakta Unik Nama-Nama Kelurahan di Kota Bengkulu (1)

Ini Dia Data  dan Fakta Unik Nama-Nama Kelurahan di Kota Bengkulu  (1)

Peninggalan Inggris jadi nama kelurahan-Yar Azza-

Asal usul nama kelurahan ini, kata tokoh masyarakat Malabro, Kaharuddin Thahir BSW, itu  berasal dari nama peninggalan kolonial Inggris yang ada di daerah tersebut. Yaitu dari kata Fort Marlborough. Fort Marlborough ini adalah nama salah satu Kota di Inggris. 

Pada zaman Inggris itu, daerah ini disebut orang dengan panggilan Malabro. Ini berdasarkan dialeg daerah Bengkulu. Karena susah menyebut Fort Marlborough itu, warga menyebutnya dengan Malabro saja. Sebutan ini berlangsung terus-menerus dari mulut ke mulut. Karena sudah sering disebut Malabro, daerah ini akhirnya dinamakan Malabro. Oleh pomerintah daerah, nama ini diresmikan jadi nama Kelurahan Malabro.

Kapan daerah ini mulai disebut dengan sebutan Malabro? Soal ini, dia sendiri tidak tahu secara pasti. Yang jelas, kata orangtua-tua dahulu, nama itu melekat sejak selesainya pembangunan benteng tersebut tahun 1719.’’Sejak saya kecil, orang sudah menyebutnya dengan nama Malabro,’’jelas Kaharuddin yang ditemui  di rumahnya di Jln. Tongkol RT 2 No.175 Kelurahan Malabro . 

Lebih lanjut dikatakannya, pada zaman dahulu, daerah-daerah di Kota Bengkulu belum ada nama sama sekali. Untuk menunjukkan tempat tinggalnya, mereka sebutkan dengan apa yang mudah untuk disebut dan mudah untuk ditandai orang. Kebetulan mereka tinggal dekat di daerah sekitar Benteng Marlborough, maka mereka menyebutnya dengan di dekat benteng atau Benteng Malabro.

Kemudian, lama kelamaan akhirnya dikenal dengan nama daerah Malabro. Sesudah adanya zaman pemerintahan, maka dirembukkanlah apa nama daerah itu yang pas. Lalu ditetapkanlah secara resmi oleh pemerintah daerah.

Kelurahan Malabro ini merupakan titik awal perhitungan kilometer jalan di Kota Bengkulu. Yaitu, titik 0 kilometer jalan menuju semua kabupaten di Provinsi Bengkulu.  Daerah ini  dahulu merupakan satu kelurahan tersendiri. Namun kini merupakan gabungan dari Kelurahan, yaitu Kampung Cina, Pasar Pantai dan Malabero. Pengabungan secara resmi itu tanggal 16 Juli 2005. Pengabungan ini karena jumlah penduduknya yang sedikit dan luasnya yang tidak seberapa. Kelurahan ini luasnya saat ini ada 41,18 hektare. Mata pencaharian penduduk yang bermukim di 12 RT dan 3 RW itu antara lain adalah nelayan, pedagang, PNS, buruh, petani. Mereka terdiri dari berbagai etnis. Seperti Tionghoa, Minang, Melayu.

Daerah yang sebagian besar penduduknya nelayan ini masih banyak warga yang kurang mampu. Bahkan ada juga penduduknya itu diantarannya  miskin. Kemiskinan warga ini dikarenakan susahnya nelayan menangkap ikan. Pasalnya, ikan itu tidak bisa ditentukan kapan masa banyaknya. Sebab, mereka ini hanya punya kapal kecil.

Di daerah ini ada Pasar Baru Koto, Mesjid, klenteng, tempat bersejarah Benteng Marlborough, Lembaga Pemasyarakatan, SD, Mes Pemda Provinsi, ada pantai Malabro yang indah dan menawan yang dilengkapi dengan perahu nelayan yang sedang bersandar. (*)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: