Ini Dia Data dan Fakta Unik Nama-Nama Kelurahan di Kota Bengkulu (67-Habis) - Kelurahan Jitra

Ini Dia Data dan Fakta Unik Nama-Nama Kelurahan di Kota Bengkulu (67-Habis) - Kelurahan Jitra

Inilah kondisi Kelurahan Jitra, Kota Bengkulu -Azmaliar Zaros-

 

67. Kelurahan Jitra

 

RADARBENGKULU.DISWAY.ID -  Kota Bengkulu adalah salah satu kolonial Inggris yang telah membuat Benteng Fort Marlborough. Kota   ini memiliki Muara Dua dan  Bumi Ayu. Tak hanya itu, daerah ini juga memiliki Panorama indah.

Terutama bila kita melihat di Tanjung Ajung, Tanjung Jaya. Di daerah ini kita dapat melihat Semarang, Surabaya, Kampung Bali, Malabro, Sidomulyo, Padang Serai, Padang Jati, Betungan dengan leluasa.

Yang cukup menarik dilihat disini adalah Dusun Besar dengan Sawah Lebar  dan Sawah Lebar Baru yang sedang di Bajak petani. Sekarang daerah ini dipelihara dengan baik dan di Kandang dengan Kandang Limun, serta diberi Pagar Dewa. Kalau tidak demikian, Rawa Makmur, Rawa Makmur Permai, Pematang Gubernur bisa rusak Jitra yang bersejarah itu. Karena, di sana ada Jalan Gedang, Pondok Besi,  Pintu Batu, Tanah Patah yang memiliki Sumur Meleleh terus menerus.

Di Pondok Besi ini ada Padang Harapan yang di Tengah Padang-nya selalu Sukarami. Di sana penuh dengan Kebun  Roos, Kebun Keling, Kebun Geran, Kebun Dahri, Kebun Kenanga yang ramai dikunjungi wanita. Kebetulan, daerah ini berdekatan dengan Pasar Bengkulu, Pasar Baru, Pasar Melintang, Pintu Batu, Pekan Sabtu yang Sukamerindu-kan PengantunganPenurunan yang sekarang masih ada Berkas-nya.  

Rangkaian kalimat yang mengiringi kata bergaris  tebal atau hitam itu   merupakan pengantar dari sebagian nama dari 67 kelurahan di Kota Bengkulu yang unik. Kenapa nama kelurahan itu unik, wartawan RADARBENGKULU.DISWAY.ID, Azmaliar Zaros menurunkan laporannya secara bersambung setiap hari. Selamat membaca laporan SPEKTAKULER yang hanya satu-satunya ada di Indonesia dan mungkin juga di dunia.

Redaksi juga menerima masukan, kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Pembaca juga bisa berpartisipasi menyumbang tulisan soal nama-nama unik tentang nama daerah, objek wisata dan lain-lain. Kritik, saran, tulisan dikirim ke email : [email protected]. Atau telepon/WA ke HP 0812 7930 6998. (*)

 

Jitra, Tempat Yang Elok untuk Menetap

 

Jitra ini juga termasuk salah satu nama kelurahan unik di Kota Bengkulu. Kelurahan ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Teluk Segara. Kenapa daerah ini sampai dinamakan Jitra? Bagaimana ceritanya? Ikuti saja tulisan terakhir Wartawan RADARBENGKULU.ONLINE.COM di bawah ini.

 

AZMALIAR ZAROS, Kota Bengkulu

Sesepuh masyarakat Jitra, Umi Hamzah mengatakan, daerah ini dahulu namanya adalah Gedung Sakit. Wilayahnya itu mulai dari Rumas Sakit Jitra sampai dengan Musmar yang terletak di Jln Van Iskandar Baksir.

Sedangkan Gedung Sakit itu posisinya di rumah Titi, samping Musmar, tempat sewa-menyewa tenda untuk pesta pernikahan. Kemudian rumah sakit ini pindah ke lokasi Mesjid Akbar At-Taqwa kini.

 

‘’Setelah rumah sakit itu pindah, tanah itu diserahkan kepada orangtua saya, Hamzah untuk mengelolanya,’’ujar Umi Hamzah, yang ditemui  di rumahnya yang terletak di Jln. Van Iskandar Baksir RT 3 Jitra, Kota Bengkulu.

Setelah lama dirawat oleh orangtuanya Umi, tanah itu dibagikannya kepada anak-anaknya. Sehingga tanah itu dibangunlah untuk perumahan keluarga. Setelah itu, ada juga yang menjual tanah itu kepada orang lain.

BACA JUGA:Jembatan Gantung Gembung Raya Putus

 

Sedangkan tokoh masyarakat Jitra lainnya, Muslim, dia tidak tahu secara pasti nama Jitra ini. Karena, bapak yang lahir di Jitra 16 Juni 1934 itu tinggal sebentar di Jitra sesudah itu ia bersama orangtuanya pindah ke Padang Gadung, Pekik Nyaring Blok I Pondok Kelapa Bengkulu Utara.

Sebab menurut orangtuanya, Bung Karno mengatakan daerah Jitra itu tidak bagus untuk penghidupan waktu itu. Karena itulah orangtuanya tinggal di Pekik Nyaring untuk bertani. Setelah besar, barulah dia kembali ke Jitra.

 

‘’Yang kami tahu daerah ini adalah Gedung Sakit milik Inggris. Disini adalah tempat orang berobat. Setelah itu, Gedung Sakit ini pada tahun 1935 pindah ke lokasi Mesjid Akbar At-Taqwa kini,’’ujar bapak yang tinggal di Jln. Van Iskandar Baksir  RT 2 Jitra.

BACA JUGA:Ini Dia Data dan Fakta Unik Nama-Nama Kelurahan di Kota Bengkulu (66)

Setelah dia kembali ke Jitra, daerah ini sudah bernama Jitra. Kenapa daerah ini dinamakan Jitra, dia juga tidak tahu. Termasuk juga tahun pemberian nama Jitra tersebut.

Lasiyem, sesepuh masyarakat Jitra yang lahir tahun 1932 di rumah kediaman residen atau Gubernur Bengkulu sekarang karena orangtuanya Sastro Miharjo-Warienten jadi pembantu di rumah residen Gubernur waktu itu mengatakan bahwa sejak dia lahir nama daerah itu sudah bernama Jitra.

 

Kenapa dinamakan Jitra, dia sendiri tidak tahu asal usulnya.’’Sejak saya lahir, daerah ini sudah bernama Jitra itulah. Saya tidak tahu sejarahnya,’’jelasnya .

Sesepuh masyarakat Jitra, Anwar Hamzah juga tidak tahu asal usul nama Kelurahan ini. Setahu dia, daerah itu dahulu namanya Gedung Sakit.

 

’’Waktu saya tinggal bersama orangtua saya, Hamzah tahun 1946 nama daerah ini dahulu Gedung Sakit. Ayah saya dahulu tinggal di Gedung Sakit ini. Namun entah kenapa sesudah itu namanya jadi Jitra,’’jelas Anwar Hamzah atau biasa dipanggil Pak Inya yang tinggal di Jln. M.Hasan  RT 4 Pasar Baru yang lahir di Padang tahun 1940 .

 

Tanah lokasi Gedung Sakit itu kemudian, kata bapak yang ayahnya berasal dari Bintuhan, Kaur dan ibunya dari Minang itu jadi milik orangtuanya. Dia tidak tahu juga kenapa gedung sakit itu jadi milik orangtuanya itu.

Apakah diberi atau dibeli dia kurang tahu juga. Yang jelas, tanah itu kemudian dibagikan kepada adik-beradik ayahnya. Setelah itu, penduduknya mulai ada. Mereka adalah pendatang dari luar, seperti dari Jawa, Mukomuko.

 

Sesepuh masyarakat Jitra, Asmin Hasyim mengatakan, daerah ini dahulu memang bernama Gedung Sakit. Karena disini dahulu ada gedung tempat orang berobat kalau dia sakit. Posisi gedung itu berada di tanah Titi- Musmar. Kemudian daerah ini diberi nama lorong Kemboja. Ini karena disini dahulu banyak tumbuh pohon kemboja. Yaitu di sekitar kuburan Inggris, Belanda.

 

Karena pohon kemboja itu sudah sedikit, maka beberapa tokoh masyarakat tahun 1970  mengadakan rapat di Balai Desa Jitra. Rapat itu sendiri membahas soal pergantian nama Lorong Kemboja dan juga untuk menghilangkan citra angker Jitra. Karena, daerah ini dahulu termasuk angker akibat ada kuburan dan bunga kemboja tadi.

 

Dalam rapat yang dihadiri sekitar 20 orang pemuka masyarakat itu disepakati untuk merubah nama Lorong Kemboja itu. Dalam rapat itu warga mengusulkan agar nama itu diganti dengan nama Jitra. Alasanya memberi nama Jitra itu karna arti Jitra itu elok, cantik, bagus.

Jadi, daerah ini artinya bagus untuk tempat tinggal. Waktu itu masih Zaman Datuk Wilayah I , Jalaluddin. Pemangku Mudonhya waktu itu, Bustami. Tapi dia tidak hadir waktu itu dan dia diwakili.

 

’’Siapa yang mengusulkan nama itu, saya tidak ingat lagi namanya,’’jelas bilal mesjid Nurul Falah Jitra yang tingal di Jln Van Iskandar Baksir RT 3 RW 1  Jitra .

Bapak berasal dari Bogor yang mulai tinggal di Bengkulu tahun 1943 dan di Jitra tahun 1946 itu menambahkan bahwa dalam rapat itu akhirnya usulan nama Jitra itu disetujui dan sejak saat itu daerah itu dinamakan Jitra. Setelah itu, pemerintah menjadikan daerah ini dengan nama Kelurahan Jitra.

 

Mantan Kepala Tata Praja dan Kepala Pemerintahan Kota Bengkulu periode 1969-1984, Kadir Hamid (alm) mengatakan, Jitra itu sudah ada sejak lama. ‘’Sejak saya tinggal di Pasar Baru tahun 1966, daerah ini sudah bernama Jitra,’’jelas pemilik Hotel Gumay ini.

 

Sedangkan asal usul nama Jitra ini dia tidak tahu secara pasti. Karena, waktu pengusulan nama itu ke pemerintahan Kota, Pemerintah Kota tinggal mengesahkan nama kampung-kampung lama itu jadi kelurahan, termasuk Jitra. Nama itu diusulkan oleh masyarakat. ’’Sejak dihapuskannya kedatukan tahun 1983 dan diubahnya status desa jadi kelurahan, nama Jitra ini tetap dijadikan nama kelurahan,’’jelasnya.


Inilah Kantor Lurah Jitra, Kota Bengkulu-Azmaliar Zaros-

Kelurahan Jitra  ini memiliki luas 14 hektare. Mereka ini mendiami 5 Rukun Tetangga (RT) dan 2 Rukun Warga (RW).

Fasilitas yang ada di daerah ini antara lain  SMP, Hotel Rio Asri, gereja , situs bersejarah berupa makam Inggris, Puskesmas Pembantu, Kantor Camat Teluk Segara, Rumas Sakit Bhayangkara Jitra, Bank Mandiri A.Yani, Rumah Kediaman Gubernur Bengkulu.

 

Penduduknya terdiri dari berbagai suku bangsa. Antara lain Bengkulu, Minang, Jawa, Palembang. Sedangkan mata pencariannya juga bermacam-macam. Ada berdagang, ada PNS, buruh. Bahkan, di daerah ini ada koperasi Andalan Kota Bengkulu. (tamat)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id