Komisi IX Bersama BKKBN Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Bengkulu

 Komisi IX Bersama BKKBN Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Bengkulu

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu mengadakan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi-Iwan/rls-

 

BENGKULU, RADARBENGKULUONLINE.COM - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu mengadakan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana). Acara ini digelar di Aula PAUD IT Yayasan Al-Hasanah, Pagar Dewa, Kota Bengkulu yang dibuka secara resmi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Ir. Rusman Efendi, M.M.

Kegiatan ini diikuti oleh para mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Provinsi Bengkulu. Baik negeri maupun swasta. Itu juga diikuti organisasi mahasiswa/pemuda seperti HMI dan PMKRI. Tampak hadir juga dalam kegiatan ini Juru Bicara (Jubir) Sahabat Rohidin Mersyah, H. Zulkarnain Kaka Jodho.

Tampil sebagai nara sumber dalam kegiatan sosialisasi ini Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Bengkulu, Dewi Dharma dan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti, S.E., M.T.

Dalam penyampaian materinya Kepala DP3AP2KB mengungkapkan, dalam hal stunting telah dilakukan dengan membuat sebuah tim percepatan. "Kami terus bermitra dan berkolaborasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bengkulu dalam pemberian makanan tambahan bagi balita di posyandu-posyandu yang ada di Kota." ungkap Dewi Dharma, Minggu (9/10).

BACA JUGA:Kejari Bengkulu Pasti Konsisten Tangani Korupsi Samisake

"Peran dan fungsi pemuda dalam hal pencegahan stunting diharapkan dapat  menghindari pergaulan bebas, pernikahan dini dan menjauhi Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)." lanjut Dewi Dharma.

Kemudian materi yang disampaikan oleh Nopian Andusti bahwa  semua harus mendukung program Indonesia Emas 2045.

"Dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045 kita harus menyiapkan generasi yang prima. Untuk itu dari sekarang dalam mencegah stunting mari kita hindari pernikahan dini. Mencegah  stunting dari 9 bulan janin dalam kandungan hingga dua tahun setelah lahir," ujar Nopian Andusti yang pernah menjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu.

"Menikah itu sebaiknya dimasa ideal, dan pastikan kesehatan sebelum menikah dari kedua pasangan dengan melakukan pemeriksaan tiga bulan sebelum melangsungkan pernikahan." 

Sementara itu Emanuel Melkiades Laka Lena dalam materinya memaparkan Indonesia  akan menghadapi bonus demografi selama tahun 2020 hingga 2030. Dimana usia produktif lebih banyak dari usia non produktif. "Musuh terbesar dari bonus demografi itu adalah stunting. Dimana banyaknya yang menikah dalam usia muda," ujar Emanuel Melkiades Laka Lena, pria kelahiran Kupang 46 tahun yang lalu.

 

"Untuk di kawasan Asia Tenggara/ASEAN,  Indonesia merupakan negara dengan angka stunting tertinggi ke-2. Maka dari itu peran kaum muda terhadap stunting ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi diri sendiri, orang lain, sanak saudara serta lingkungan dimana dia berada." 

Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa seribu Hari Pertama Kehidupan (sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun) dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Dikarenakan mengalami kekurangan gizi menahun, balita stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita umumnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: