Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (2)

Inilah  Riwayat Selingkar  Tanah Bengkulu Tempo Dulu  (2)

Inilah Kantor DPRD Kta Bengkulu yang terletak di Kelurahan Bentiring Permai-Azmaliar Zaros-

 

 

PENGANTAR REDAKSI:

Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan RADARBENGKULUONLINE.COM    itu secara bersambung  ini sampai tuntas. 

Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan.  (*)

 

Putri Gading Cempaka Dilamar Anak Raja Aceh 

AZMALIAR ZAROS - Kota Bengkulu

RADARBENGKULUONLINE.COM - Kemudian setelah itu, Ratu tersebut  wafat. Sehingga diangkatlah Anak Dalam menjadi raja. Ia memerintah sekalian Rejang Sawah.

Ketika Anak Dalam memerintah kerajaan, datanglah anak Raja Aceh untuk meminang Putri Gading Cempaka. Tetapi Anak Dalam enam bersaudara tersebut tidak suka menerimanya. 

Karena permintaan itu tidak dikabulkan, maka  diperanginyalah negeri Bangkahulu. Empat Lima kali perangkatan perang tidak berhenti-henti juga. Akibatnya,  bangkai manusia bertumpuk-tumpuk di dalam negeri ini. Sehingga di dalam daerah Bangkahulu penuh dengan bau busuk.


Pemandangan Gunung Bungkuk di Bengkulu Tengah-Ist-

Karena bau busuk yang begitu menyengat, pada suatu ketika Anak Dalam tujuh bersaudara itu  berangkat ke Gunung Bungkuk semua. Ia sengaja pergi karena tak tahan dengan bau busuk tadi.

Demikian juga orang Aceh tadi. Karena tak tahan dengan bau busuk yang menusuk tadi, orang Aceh yang masih hidup ini sengaja kembali ke negerinya. Sehingga tinggallah Rejang Sawah yang menunggu Bangkahulu. Maka Sungai Serut akhirnya bernama Empang Kahulu. 

Mendengar kabar Raja Bangkahulu tidak ada lagi  dan yang menunggunya waktu itu hanya Rejang Sawah saja, maka Rejang Empat Petulai di Lebong Balik Bukit, Pesirah Empat turun ke Bangkahulu untuk membujuk Rejang Sawah. Karena, Raja Empat Petulai itu mau duduk memerintah di Bangkahulu, maka dapatlah maksud Pasirah Empat itu. 

Kedudukan Rejang Empat Petulai ada empat marga. Yaitu Marga Merigi, Marga Bermani, Marga Selupu dan Marga Jurukalang menerima Rejang Sawah.

Setelah memerintah beberapa lama, maka timbul perselisihan diantara pasirah itu. Yang menjadi perselisihan diantara mereka itu adalah soal batas-batas tanah yang dikuasai dalam satu marga. Sehingga terjadilah peperangan antara keempat marga itu. Dalam peristiwa itu, banyaklah terjadi kerugian diantara mereka, termasuk juga di dalamnya korban jiwa. (bersambung)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: