Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (3)

Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (3)

Inilah Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bengkulu yang terletak di Kelurahan Bentiring Permai-Azmaliar Zaros-

 

PENGANTAR REDAKSI:

Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan RADARBENGKULUONLINE.COM    itu secara bersambung  ini sampai tuntas. 

Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan.  (*)

 

Bangkahulu Kedatangan Maharaja Sakti 

 AZMALIAR ZAROS - Kota Bengkulu

 

 

RADARBENGKULUONLINE.COM - Di tengah-tengah peperangan berkecamuk antara marga itu, tiba –tiba datang berkunjung lima belas orang dari luar. Tetapi dalam pertempuran itu, orang tersebut tidak ikut berperang. Mereka hanya melihat saja. Tidak mau ikut campur sedikit pun.

Mereka ini seperti adat raja-raja yang besar. Seorang pemimpinnya memeriksa  permasalahan yang terjadi. Kemudian dengan cara yang bijaksana  dan hikmah yang menarik, sehingga dapatlah didamaikan diantara pihak-pihak yang bertikai tersebut. 

Keempat pasirah itu amat suka kepada perdamaian itu. Karena Baginda itu terlihat begitu adil, maka dia dibawa ke dalam dusunnya dengan cara menyembelih  kerbau.

Tamu ini dijamunya dengan jamuan sepatutnya. Setelah selesai makan dan minum dengan penuh rasa kebersamaan, maka pasirah itu bertanya kepada Baginda tadi. Mereka menanyakan siapa nama baginda? Dimana negeri Baginda? Dan mau kemana maksud baginda itu? 

Dengan tenang baginda tadi menjawab. Ia adalah  Baginda Maharaja Sakti. Nama negerinya Sungai Tarab Alam Minang Kabau. Mereka ini semuanya 15 orang. Dia punya 4 orang menteri, dan membawa sembilan orang angkatan. Satu anakan-anakan pinagawan.

Dia menjelaskan bahwa peraturan Alam Minang Kabau daulat di Pagaruyung, Bendahara di Sungai Tarab. Pagaruyung berpangkat Sultan. Sungai Tarab berpangkat wazir. Dan di bawah itu ada  empat Balai. Yaitu, Kadhi di Padang Ganting, Machudum di Sumanik, Indomo di Siruaso, Tuan Gadang di Batipuh. 

Sungai Tarab bernama titah. Karena apa-apa titah dari Sultan turun pada bendahara. Dari bendahara , maka melimpah kepada menteri-menteri yang empat balai. 

Sultan ini bernama Seri Maharaja Diraja. Ia berjalan ke rantau ini ialah dengan izin daulat yang dipertuan untuk melihat isi Pulau Perca. Ia mau melihat bangsa manusia yang menunggunya.

Karena dengan ditakdirkan Allah SWT takluknya semua. Kerajan lima dan kurnia daripada yang dipertuan, semuanya memakai cupak dan gantang ukuran dan timbangan adat dan limbago alam Minang Kabau. 

Karena raja belum mengetahui semua jenis bangsa manusia yang berada di bawah perintahnya, maka dia dititahkan oleh Syah Alam berjalan keliling rantau Pulau Perca ini. Setelah mendengar keterangan itu, makin bertambah –tambah kasih sayang mereka. 

Ia amat memuliakan baginda itu. Lalu ia menjunjung sembah serta menceritakan  asal usul permulaannya mendapat negeri Bangkahulu serta menerangkan asal usul bangsanya. Segala pesirah itu meminta baginda agar dapat menjadi raja di kerajaan Bangkahulu.(bersambung) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: