Ini Bekal dan Amal Terbaik Sebelum Ajal Tiba

Ini Bekal dan Amal Terbaik Sebelum Ajal Tiba

Khatib Madsani, S.Ag-Adam-

 

Oleh : Khatib Madsani, S.Ag  (Imam Masjid Besar Al Amin)

 

Dari : Masjid Besar Al Amin Kampung Melayu Kota Bengkul

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

 

RADARBENGKULUONLINE.COM - Syukur Alkhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT  juga Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua menjadi hamba Allah dan ummat Rasulullah yang setia, patuh dan taat menjalankan perintahNya dan meninggalkan laranganNya sampai ajal tiba.

Untuk itu mari kita tingkatkan kualitas Taqwa kita kepada Allah SWT agar kita menjadi hamba Allah yang Mutaqin sebagai bekal keselamatan di dunia dan akhirat serta menjadi ahli surga dan dijauhkan dari siksa api neraka.

 

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Sekarang kita berada diakhir tahun 2022 akan masuk di tahun yang baru 2023. Namun perlu diketahui, waktu bertambah sebenarnya ajal kita semakin dekat, waktu hidup kita di dunia sangat terbatas.

Basyr bin Al-Harits rahimahullah pernah berkata, “Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashrah dan ia sedang menangis. Aku bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis ?” Ia menjawab, “Aku menangis karena umur yang luput dariku dan atas hari yang telah berlalu. Ajalku ternyata semakin dekat, tetapi belum jelas juga amalku.” (Mujalasah wa Jawahir Al-‘Ilm, 1:46, Asy-Syamilah).

Setiap berganti tahun harusnya kita renungkan bahwa umur kita terbatas, ajal kita semakin dekat. Yang bisa menolong kita adalah adalah amalan yang bisa kita tinggalkan setelah kita meninggal dunia, tetapi akan bermanfaat seterusnya.

Untuk itu jadikan momen pergantian tahun baru untuk merencanakan program dan kegiatan yang lebih baik dari tahun sebelumya dan jangan sampai kita kotori momen tersebut dengan melakukan perbuatan maksiat, keji dan kemungkaran.

Kaum muslimin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah

Sebelum ajal tiba yang memisahkan segala kenikmatan dunia, mari kita bekali diri kita dengan amal terbaik. Karena hidup ini bagaikan kapal yang sedang berlayar menempuh perjalanan jauh.

Sebagaimana Rasulullah SAW pernah berpesan kepada salah satu sahabatnya, Abu Dzar al-Ghifari, sebagaimana termaktub dalam kitab Nashaihul ‘Ibad?

"Wahai Abu Dzar, perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam; ambilah bekal yang cukup karena perjalanannya jauh; ringankan beban bawaan karena lereng bukit sulit dilalui, dan ikhlaslah beramal karena Allah Maha Teliti."                                                                                                                                                

Pesan Rasulullah dalam hadits ini disampaikan dalam makna tersirat. Pengertian tersebunyi dalam kata-kata kiasan di dalamnya, pesan tersebut ada empat yang Rasulullah pesankan kepada Abu Dzar al-Ghifari ini dan tentunya pesan ini juga untuk umat Rasulullah SAW, terdapat dalam kitab Nashaihul Ibad karangan Syech Muhammad bin Umar Nawawi al-Bantani atau yang lebih kita kenal dengan nama Imam Nawawi.

1. Pesan pertama  kepada Abu Dzar al-Ghifari adalah :  Jaddidissafiinata fainnal bahra amiiq. Perbaiki Kapalmu karena sesungguhnya lautan itu teramat dalam. Menurut Syach Imam an-Nawawi kitabnya mengenai nasihat perbaharui perahu ini mengandung sebuah perintah untuk selalu menata niat. Niat merupakan hal pokok dalam setiap perbuatan.

2. Kedua, Wa khudzizzaada kaamilan, fainnassafara baiiid. Ambil dan bawalah bekal yang cukup karena perjalanannya sangat jauh. Makna Safara baiiid adalah perjalanan akhirat yang penuh dengan lika liku mendaki penuh onak dan duri, penuh dengan tantangan melebihi perjalanan dunia yang fana ini.

Dikarenakan perjalanan tersebut adalah perjalanan yang panjang dan jauh, maka kita dituntut untuk membawa bekal yang cukup lalu bekal apa yang dimaksud dalam nasehat ini serta bekal tersebut adalah iman dan takwa serta amal shaleh.

3. Ketiga, Wa khaffifil himla, fainnal aqabatu kauud. Ringankan beban bawaan karena lereng bukit sulit untuk dilalui. Nasihat yang ketiga ini masih berkaitan dengan nasihat yang kedua yang mendiskripsikan perjalanan menuju akherat itu laksana perjalanan disebuah lereng bukit yang mendaki, terjal dan berlika-liku agar perjalanan berjalanan lancar.

Kita dituntut untuk mempertimbangkan barang-barang yang akan kita bawa dalam perjalanan tersebut. Jangan sampai beban tersebut akan menjadi asbab tergelincirnya kita kedalam jurang yang dalam yang ada disisi jalan tersebut.

4. Keempat, Wa akhlishul amala, fainnannaa qada bashiir Dan ikhlaslah beramal karena Allah Maha Teliti."Mari kita tanamkan dan kita jalankan semua pesan yang diwasiatkan oleh Nabi Muhammad SAW dan murnikanlah perbuatan semata-mata hanya untuk tujuan mencari ridha Allah SWT.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Pesan Rasulullah dalam hadits diatas adalah merupakan perintah Allah SWT kepada hambaNya untuk membekali diri sebagai bekal di hari esok (Akherat), sebagaimana Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18)                                                                                   

Hadirin Rakhimakumullah …

Jika seseorang menjadikan hari esok (akhirat) sebagai tujuan dihadapannya dan jadi tambatan hati, terus bersungguh-sungguh untuk menempuh jalan menuju akhirat. Bersungguh-sungguhlah dengan melakukan banyak amalan yang dapat mengantarkan pada akhirat. Lalu bersihkanlah jalan tersebut dari berbagai duri dan rintangan.                                                                                                                                                               

Jika mereka pun yakin, Allah itu Maha Tahu terhadap apa yang mereka kerjakan, Allah Maha Tahu terhadap apa yang mereka sembunyikan. Allah tidak mungkin lalai dari memperhatikan mereka. Dari sini, semestinya kita semakin serius dan sungguh-sungguh dalam beramal.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 853).  

Pelajaran penting yang bisa kita ambil adalah jadikan akhirat sebagai tujuan. Begitu pula jika kita diberi karunia materi dan rezeki yang melimpah, jadikanlah itu sebagaimana perantara menuju kebaikan dan bekal menuju alam akhirat. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang niatnya untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya hanya untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan menceraiberaikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini di Tuhfatul Ahwadzi, 7: 213)

 

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Dengan demikian  diakhir  tahun  2022 masehi dan menyongsong tahun baru 2023 menjadi renungan terbaik untuk memperhatikan bekal dan amalan kita  di akhirat kelak. Allah SWT sangat memperhatikan, Maha mengetahui dan mengawasi segala aktivitas amal yang diperbuat hambaNya yaitu melalui tiga cara  :

Cara pertama Allah SWT mengawasi langsung kepada hambaNya. Karena Allah sangat dekat dengan kita. Bahkan lebih dekat lagi dari urat leher kita. Sehingga tidak ada yang tersembunyi, tidak ada pembicaraan rahasia diantara tiga orang melaikan Dialah (Allah ) yang ke empatnya, (sebagaimana tersebut dalam Alqur’an Surat Al Mujadalah ayat 7).

Cara kedua Allah mengawasi kita melalui Malaikat-Nya. Yaitu Malaikat Rakib dan Atid yang bertugas mencatat semua amal perbuat manusia yang baik dan yang buruk.

Cara yang ketiga Allah mengawasi kita adalah melalui Diri kita sendiri.

Dalam Al-Qur'an surat Yasin ayat 65, Allah SWT menjelaskan bahwa tak ada yang bisa ditutupi saat hari kiamat tiba :                                                                                                                                            

Al-yauma nakhtimu 'ala afwahihim wa tukallimuna aidihim wa tasy-hadu arjuluhum bima kan? yaksib?n. Artinya:  “ Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”(*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: