Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (21), Kerahkan Anak Negeri Tanam Lada Kecil

Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (21), Kerahkan Anak Negeri Tanam Lada Kecil

Inilah Kantor Inspektorat Kota Bengkulu yang terletak di Jalan Suka Jadi, Kelurahan Penurunan-Azmaliar Zaros-

 

PENGANTAR REDAKSI:

Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan RADARBENGKULUONLINE.COM    itu secara bersambung  ini sampai tuntas. 

Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan.  (*)

 

Kerahkan Anak Negeri Tanam Lada Kecil 

AZMALIAR ZAROS - Kota Bengkulu

 

RADARBENGKULUONLINE.COM - Waktu Tuanku Pangeran Lenggang Alam memegang kekuasaan pemerintahan di Bangkahulu, ia  banyak mengerahkan anak buah perwatin  berkebun lada kecil atau sahang.

Ia membuat perjanjian sama kompeni Inggris. Yakni, hasil lada itu seberapa ada  kompeni  terima. Kompeni kasih uang sama Tuanku Pangeran Lenggang Alam akan belanja anak buah perwatin sebagai upah  membuat kebun apabila berbuah lada itu.

Satu-satu batang air didirikan satu kepala yang memerintah. Untuk menjaga kebun itu diambillah dari anak cucu Pangeran yang digelarkan kepala itu Chalifah kebun.

Ketika itu, ditentukanlah batas sungai Lemau dengan Hulu Bangkahulu dan batas sungai Lemau dengan pengangan Lais.

Bermula dari Kuala Sungai terjun,  ke Batu Belarik,  Lagan Tunggal, Lubuk Gedang, Pematang  Merilang, Durian Djalis, Durian Sarang Gaga, Pematang Tekuyung , Sialang  Pondok Besi, Lubuk  Sungai Buang mudik mengilir air Kerkap sampai ke Muara Dua. Di sebelah selatan pengangannya Sungai Lemau dan sebelah Utara pegangan Lais.

Waktu itu datang dua orang  raja-raja dari Madura. Yang satu bergelar Raden Temanggung  Wiriodiningrat. Ia meningal dunia pada tahun 1790. Kemudian dikuburkan di Pekojan, yaitu sebelah kiri masuk Kampung Teleng.

Sedangkan yang kedua yaitu Raden Sang Nata. Ia menuju kepada Tuanku Pangeran Sungai Lemau dan Tuanku Daeng  Makrufah.

Setelah mereka lihat dan patut-patut wajahnya, maka akhirnya tuanku  terima dengan cara yang patut pula dan mereka diberikan tempat tinggal di kampung.    

Raden Tumenggung Wirioadiningrat dan Raden Sang Nata beristri dan beranak di Bangkahulu. Satu orang anak laki-lakinya bernama Raden Suriya Tamah kawin dengan anak Tuanku Pangeran Lenggang Alam yang bernama Siti Karimah gelar Ratu Ayu.

Dia ini banyak anaknya. Satu orang anak laki-lakinya Raden Temanggung Wirioadiningrat yang bernama Raden Muhammad Zen. Ia kawin dengan anak pangeran Raja Chalifah Sungai Hitam yang bernama Siti Kemala.

Dia ini tidak beranak. Raden Suriya Tamah dengan Ratu Ayu lama berturutan dapat anak lima orang. Raden Surya Tamah meninggal dunia di tangan Ratu Ayu.

Adapun  dari cucu  Raden Temanggung dan Raden Sang Nata itulah segala bangsa Raden-raden di dalam negeri Bangkahulu.(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: