Dulu Kopi, Kini Tanaman Sawit Primadona di Bengkulu Tengah

 Dulu Kopi, Kini Tanaman Sawit Primadona di Bengkulu Tengah

ilustrasi buah kelapa sawit-Agus-

 

BENTENG, RADARBENGKULUONLINE.COM  - Komoditi tanaman kopi di beberapa wilayah di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) dahulu jadi primadona.

 

 

Seperti di Kecamatan Taba Penanjung, Kecamatan Merigi Kelindang dan Kecamatan Karang Tinggi.

 

 

Kiini, tanaman kopi itu hampir benar-benar sudah ditinggalkan para petani di daerah ini. 

BACA JUGA:Seluruh Perusahaan di Bengkulu Tengah Diminta Taat Aturan

 

 

Pasalnya, warga beralasan munculnya komoditas perkebunan lain yang lebih menjanjikan dan lebih menguntungkan.

 

 

Menurut keterangan beberapa mantan pekebun kopi, itu tananaman komoditas perkebunan utama pada tahun 1970-2000. 

 

 

Namun, dalam perjalanannya saat ini, produksi kopi yang dihasilkan para petani mengalami penurunan semenjak 10 tahun terakhir.

BACA JUGA:GM PLN Icon Plus, Bupati Kaur Kunjungi Data Center, Dukung Smart City Kabupaten Kaur

 

 

Kondisi tersebut menyusul juga karena semakin menyusutnya jumlah lahan kopi milik warga masyarakat akibat penebangan.

 

 

Penurunan produksi sebagaimana dikatakan Edi, dapat terlihat dalam setiap musim panen, sebelumnya, dia bisa menampung sekitar 500 kg kopi, namun saat ini jumlah itu sulit didapat. 

 

 

"Untuk dapat 500 kg saja sekarang sulit, kalau pun bisa membutuhkan waktu lama," terangnya.

BACA JUGA:HMJ Gelar Gebyar Ushuluddin, Ini Lombanya, Silahkan Daftar Ya!

 

 

Dibagian lain, tidak dilakukannya penanaman kembali lahan kopi yang telah ditebang disebabkan masyarakat petani kesulitan didalam mendapatkan bibit kopi.

 

 

 Penebangan tanaman kopi sendiri dilakukan setelah tanaman tersebut tidak lagi produktif, para petani mengganti dengan jenis tanaman lain.

 

 

"Pada masa jayanya tananam kopi banyak membuat pekebun yang bisa membangun rumah dan membeli lahan baru karena saat itu hasil melimpah dan harga pun tinggi.''

BACA JUGA:Turki Mengalami Bencana, HI Bengkulu Lakukan Open Donasi

 

 

Pada tahun 2000, harga kopi sempat mencapai sekitar Rp 12.000/kilogram dan itu sudah sangat tinggi kala itu.

 

 

Namun pada tahun-tahun berikutnya harga kopi sangat rendah, banyak kebun yang ditelantarkan dan warga mulai melirik tanaman perkebunan lainnya. 

 

 

Pada waktu itu muncul komoditas perkebunan baru, yaitu karet dan sawit, sehingga banyak warga yang mengganti tanaman kopi dengan karet dan sawit.

BACA JUGA:Kuota Terbatas, Yayasan Ash-Shaff Bengkulu Buka Penerimaan Siswa Baru

 

 

"Pada saat itu karet dan sawit sangat terkenal dan harganya sangat bagus, pada saat itu harga getah karet kualitas bagus bisa mencapai sekitar Rp 12.500/kilogram.''

 

 

Sedangkan harga sawit sekitar Rp 1.400/kilogram, kini harga sawit yang masih stabil diangka Rp 2 ribuan per kg.

 

 

Ditambahkan, sawit dengan segala pro dan kontranya kini masih jadi primadona untuk sektor perkebunan di Kabupaten Benteng. 

BACA JUGA:Dinas Sosial Siap Sejahterakan Rakyat Kota Bengkulu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: