Meraih Keberkahan Hidup di Bulan Sya’ban

Meraih Keberkahan Hidup di Bulan Sya’ban

Armin Tedy, S. Th. I., M. Ag-Adam-


Dari : Masjid Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka

Oleh : Armin Tedy, S. Th. I., M. Ag (Dosen UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu)

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Jamaah Jumat yang Berbahagia
Puji syukur mari kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan beragam nikmat, yang antara lain pada siang ini kita dapat menjalankan perintah salat Jumat berjamaah.

Karenanya, mari kesempatan ini kita maksimalkan dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang atau takwallah. Kita berupaya agar takwa kepada Allah SWT setiap pekan terus bertambah dan kian tebal, amin ya rabbal almin.


Bulan Sya’ban merupakan bulan penuh keberkahan yang terletak antara dua bulan mulia. Yakni bulan Rajab dan bulan Ramadan.

Bulan yang berada dalam urutan ke-8 di kalender Hijriah ini seakan dilalaikan oleh umat Islam karena telah terlena akan indahnya bulan Rajab dan keistimewaan bulan Ramadan yang selalu dinantikan.

Terdapat peristiwa dibalik pemberian nama “Sya’ban” itu sendiri, salah satunya yaitu dijelaskan oleh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dalam kitab Fathul-Bari Bab Shaumi Sya’ban yakni.

“Dinamakan Sya’ban karena mereka berpencar-pencar mencari air atau di dalam gua-gua setelah bulan Rajab Al-Haram. Sebab penamaan ini lebih baik dari yang disebutkan sebelumnya. Dan disebutkan sebab lainnya dari yang telah disebutkan.”


Dijelaskan pula dalam kitab Lathoif Al Ma’arif  mengenai bulan Sya’ban bahwa Abu Bakr Al-Balkhi Rahimahullah pernah mengatakan :


“Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadan.”


Bulan Sya’ban memiliki banyak sekali keutamaan, sehingga dalam bulan ini Rasulullah SAW senantiasa memanjatkan doa. Berdasarkan riwayat Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi Rasulullah SAW pada bulan Rajab senantiasa memanjatkan doa berikut ini :


Artinya: “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan.”


Doa di atas memohon keberkahan. Sebab dalam bulan ini Allah SWT menurunkan banyak keberkahan. Selain keberkahan bulan Sya’ban ini merupakan bulan istimewa.

Sebab dalam bulan ini terdapat peristiwa penting satu-satunya, yakni peristiwa dipindahkannya kiblat ke Yerussalem, di bulan Sya’ban juga masyhur perihal peristiwa diturunkannya ayat Al Quran yang berupa anjuran bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW, yaitu Surah Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi :


“Sungguh Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”


Dalam Lisanul Arab, ‘barakah’ dimaknai sebagai an-mâ' waz ziyâdah, tumbuh dan bertambah. Sebagian ulama merinci lagi bahwa berkah adalah bertambahnya kebaikan (ziyâdaatul khair). Kebaikan yang dimaksud tentu bukan kenikmatan duniawi, melainkan tingkat kesadaran kita kepada Allah, taqarrub ilallah. Berkah dengan demikian tidak terkait dengan banyak atau sedikitnya harta benda.


Orang yang kaya raya bisa jadi tidak mendapat keberkahan hidup ketika harta bendanya justru membuatnya merasa perlu dihormati, merendahkan orang miskin, berfoya-foya, atau untuk aktivitas maksiat. Sebaliknya, kemiskinan bisa mendatangkan berkah saat hal itu melatihnya bersabar, mensyukuri nikmat, atau bersikap baik kepada tetangga.  

 
Berkah juga tidak harus berhubungan dengan kesehatan. Sebab, kondisi sakit pun kadang bisa membuat orang introspeksi diri (muhasabah), tobat, dzikir, dan mengingat-ingat hak-hak orang lain yang mungkin ia langgar. Meskipun sakit, pun juga bisa berbuah malapetaka ketika seseorang justru lebih banyak mengeluh, mencibir karunia Allah, atau melakukan sesuatu yang melampaui batas.    


Tempat yang berkah tak mesti subur, sejuk, atau yang pemandangannya indah. Buktinya Allah memberi keistimewaan kepada tanah Makkah yang gersang. Begitu pula dengan waktu. Waktu yang berkah belum tentu saat-saat hari raya atau hari berkabung. Tapi keberkahan waktu itu datang manakala segenap peristiwa di dalamnya membuat kita semakin dekat dengan Allah.


Allah SWT Berfirman QS. Al- A’raf 96
Artinya : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: