Mari Kita Merawat Ketakwaan

Mari Kita Merawat Ketakwaan

Armin Tedy, S. Th. I., M. Ag-Adam-

Oleh : Armin Tedy, S. Th. I., M. Ag

(Dosen UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu- Ketua PW MDS GP. Ansor Provinsi Bengkulu)

Dari : Masjid Raya Baitul Izzah, Jalan Raya Pembangunan Kelurahan Padang Harapan Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu

 

 

 

 

Kaum Muslimin Jamaah Jumat yang berbahagia,

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Pada khutbah Jumat kali  ini, kami hendak memberikan nasihat, terutama untuk saya sendiri dan untuk jamaah semuanya.

Untuk memperbaiki kualitas ibadah kita, marilah kita selalu bertaqwa kepada Allah saja, tidak kepada selain-Nya. Selalu bersyukur kepada Allah setiap waktu, di setiap tempat, dan di setiap keadaan, atas segala kenikmatan dan karuniaNya yang tidak dapat kita hitung.

Juga selalu menjalankan yang disyari’atkan Allah dan yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam, dengan cara; semua yang diperintahkan kita jalankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan. Sedangkan yang dilarang kita tinggalkan, tidak kita lakukan, bahkan mendekatipun jangan.

Hari ini genap 21 hari kita telah meninggalkan Ramadan. Bulan dimana kita dididik menjadi pribadi yang bertaqwa. Karena output Ramadan adalah menjadi pribadi yang bertaqwa.

Maka, jangan sampai kita seperti yang Allah gambarkan pada QS. An- Nahl : 92 :

“Dan jangan kamu seperti perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali.”

Merawat dan mengokohkan ketakwaan kepada Allah SWT merupakan suatu keharusan mutlak bagi setiap muslim. Takwa itu sendiri adalah melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya.

Baik dalam keadaan sepi maupun ramai; pada waktu kita sendiri, maupun bersama orang lain. Dengan demikian, bertakwa kepada Allah Swt ini harus kita lakukan secara continue dalam keadaan dan situasi apapun.

Kalau kemudian ada yang bertanya, “Mengapa ketakwaan kepada Allah Swt harus kita rawat dan kokohkan? Jawabnya adalah karena orang yang paling bertakwa kepada Allah Swt, dialah yang paling mulia di sisiNya. Allah Swt berfirman QS. Hujurat 13 yang artinya:

‘’Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.’’

Di samping itu, dengan bertakwa kepada Allah Swt seorang muslim akan mendapatkan keberkahan yang langsung Allah turunkan dari langit dan bumi : 

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al- A’raf : 96)

 

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Karena begitu urgen merawat ketaqwaan kepada Allah Swt, maka ada beberapa langkah yang bisa kita ambil. Sebagaimana dikutip dari Kitab Ruuhiyah ad- Da’iyyah karangan Dr. Abdullah Nashih Ulwan :

Pertama ; Al- Mu’ahadah, yakni mengingat perjanjian kita kepada Allah Swt. Dimana janji itu Allah Swt diabadikan dalam QS. Adz- Zariyat : 56 yang artinya:

‘’Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. Janji itu juga sering kita ulang- ulang dalam shalat ; sesunggunya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta Alam. Bahkan janji itu kita ulangi lagi ketika kita membaca suratul fatihah; “Kepadamu aku mengabdi dan kepadamu aku memohon pertolongan.”

Kedua; Muraqabah, yakni merasa diawasi oleh Allah Swt. Dan muraqabah ini merupakan buah dari Ramadan yang baru saja kita lewati. Karena Ramadan adalah Syahrul Tarbiyah. Kita dididik untuk senantiasa merasa diawasi oleh Allah Swt. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam QS. Al- hadid : 4 yang artinya: 

“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.’’ 

Bahkan didalam ayat yang lain Allah Swt berfirman yang artinya :

‘’Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka dimana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al- Mujadilah : 7)

Ketiga; Muhasabah, yakni introspeksi diri. Ungkapan yang dinisbahkan kepada Umar bin Khatab: “Hasibu anfusakum qabla antuhasabu”, yang artinya adakanlah perhitungan kepada dirimu sebelum kamu diperhitungkan kelak. 

Oleh karena itu, ada baiknya seorang muslim selalu melakukan Muhasabah setiap harinya. Merenungi perjalanan hidupnya, agar kita terus meningkatkan kualitas hidup pada hari esok. Allah Swt berfirman yang artinya; 

‘’Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hasyr : 18).

Jika langkah- langkah tersebut kita realisasikan dalam kehidupan kita sehari- hari, in shaa Allah ketakwaan yang sudah kita rajut akan senantiasa terawat dengan baik. Sehingga kitapun bisa merealisasikan ayat yang selalu khotib jadikan nasihat taqwa.

Jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Allah Swt, dalam keadaan muslim dan dalam keadaan bertaqwa kepada Allah Swt. Aamiin ya rabbal ‘alain (Sang Faqir).

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: