Cerita Abunawas: Dilarang Menginjak Karpet

Cerita Abunawas: Dilarang  Menginjak Karpet

ilustrasi di atas karpet-Yar Azza/ist-radarbengkulu.disway.id

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Ini adalah cerita saja. Cerita tentang Abunawas. Konon ceritanya, tidak ada yang menyangkal lagi, seperti dikutip dari Majalah Mentari, Abunawas manusia paling cerdik seantro Baghdad.

 

 

Sepelik apapun masalah yang dihadapi, dia selalu bisa mengatasinya persoalan. Itulah sebabnya , setiap musuh dalam kelompoknya itu , terus  berusaha mencelakakannya , selalu dibuat patah arang.

 

Namun demikian, selalu saja ada orang yang berusaha mengusili Abunawas. Walau telah berkali-kali gagal, namun dia tak pernah jemu-jemunya mencoba . Dia berpikir, siapa tahu , kali ini dia bisa mempercundangi Abunawas. 

 

''Saya kira rencana itu sangat bagus, Baginda,'' ujar Perdana Menteri Abudahi usai membeberkan rencana busuknya dihadapan Baginda Harun Alrasyid.

 

''Tapi aku yakin, Abunawas pasti bisa meloloskan diri dari jeratan ini,'' ujar  Baginda pesimis.

 

''Bagaimana mungkin dia bisa lolos, Baginda?'' potong Abudahi cepat.

''Jalan keluar kita sudah buntu semua. Jalan mana lagi  yang akan kita tempuh? Abudahi sekali lagi menjelaskan rencananya.

 

''Setiap pijakan yang memungkinkan dia tidak menginjak karpet harus kita blokir semua. Setiap orang harus diberitahu tempatnya masing-masing . Itu untuk mencegah orang-orang kita saling berebutan satu sama lain. Bagaimana? Apa kurang rapi rencana hamba?''

 

Baginda manggut-manggut. Dalam hati dia memuji pikiran brilian Abudahi kali ini.

 

''Memang, rasanya tidak ada celah sedikit pun bagi Abunawas untuk lolos dari jebakan ini,'' gumam Baginda lirih.

 

Akhirnya, Baginda memerintahkan para pengawalnya untuk memanggil Abunawas ke istana. Dalam waktu tidak terlalu lama Abunawas sudah berada dihadapan Baginda.

 

''Hai, apakabar Abunawas? Sudah lama kau tidak kemari. Apakah aku harus memanggil lebih dulu untuk melepaskan rasa kangenku padamu?''sapa Baginda berbasa-basi.

 

''Kalau Baginda memanggil hamba, pasti ada apa-apanya,'' ucap Abunawas menyindir Baginda. Yang  disindir mukanya lansung merah padam menahan malu.

 

''Benar, Abunawas. Aku dan para menteri yang ada disini hendak mengajakmu bermain-main sebentar. Santai saja. Sekadar untuk menghilangkan stres. Namun demikian, yang namanya permainan , tentu saja ada hadiah dan hukumannnya. Barang siapa yang bisa melaksanakan perintahku, akan dapat hadiah. Sebaliknya, yang gagal tentu saja akan mendapat hukuman.''

 

''Apa hadiahnya Baginda? Dan apapula hukumannya?'' tanya Abunawas tak sabar lagi mendengarnya.

 

''Hadiahnya? Sekantung uang dinar emas! Tapi kalau gagal, hukumannya membersihkan kandang kuda selama tiga bulan. Bagaimana? Sesuai, kan?''

 

''Oke!'' perintah Baginda siap hamba laksanakan!'' 

''Kalau begitu, dengar dan camkan! Perintahku ini berlaku pada siapa saja yang berada disini, tidak terkecuali. Begitu aku ucapkan perintah, dalam hitungan detik kalian harus melaksanakan. Barangsiapa yang gagal, hukuman membersihkan kandang kuda siap menanti. Bagaimana? Bisa dimulai sekarang?''

 

''Siaaa...aappp,'' ujar para menteri serempak. Abunawas agak terlambat mengucapkan kata siap. Si cerdik ini mulai mencium gelagat tidak beres dari permainan ini. Abunawas mulai waspada.

 ''Semua... jongkok!!! ''Baginda memberi perintah dan aba-aba. Segera semua yang hadir di balairung istana, berjongkok menuruti perintah Baginda.

 

''Sekarang... tengkurap!!!'' Abunawas dan para menteri seketika tengkurap bersama-sama.

 

''Berdiri...!!!!'' para menteri dan Abunawas langsung berdiri.

 

''Dilarang menginjak karpet...!!!''Abunawas celingukan. Lantai balairung istana tidak ada yang kosong dari karpet. Semua dilapisi karpet. Para menteri yang memang sudah diatur sebelumnya menuju ke tempat masing-masing.

 

Ada yang naik di atas meja, di atas almari, bergantungan di rantai lampu dan ada pula yang memeluk erat pilar istana. Pokoknya tidak ada lagi tempat yang lowong buat Abunawas.

 

Dalam sekejap Abunawas berpikir keras. Dia harus menemukan akal. Kalau tidak demikian, hukuman membersihkan kandang kuda sudah menanti di depan mata. Tahu sendirikan baunya kandang kuda?

 

Tidak pakai lama, tiba-tiba ... hupppp! Abunawas meloncat ke punggung Baginda. Dalam hitungan detik, Abunawas sudah berada digendongan Baginda. Baginda berteriak-teriak kegelian.

 

''Lepaskan... Abunawas! Lepas kan...!!'' teriak Baginda sembari berusaha keras melepaskan pelukan Abunawas. Tapi Abunawas tak mau melepaskan cengkramannya. Semakin Baginda menarik tangan Abunawas , semakin kuat Abunawas mencengkram Baginda.

 

''Lepaskan... Abunawas ...!!! Lepaskan!!! Aku menyerah kalah!!!''pungkas Baginda menyudahi lelucon yang konyol itu.

 

Dan, mau tak mau, Baginda harus merelakan sekantung uang dinar emas jatuh ke pelukan Abunawas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id / dilarang menginjak karpet