Waktu Adalah Kehidupan
H. Syahidin, Lc., MA.Hum-Adam-radarbengkulu.disway.id
Oleh : H. Syahidin, Lc., MA.Hum
Dari : Masjid Besar Jami' Babussalam Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu
Hadirin Jemaah Jumat Rahimakumullah....
RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Tak terasa, hari berganti hari, pekan berganti pekan, bulan berganti bulan, ternyata tahun 1444 H hanya tersisa 5 hari lagi. Sepertinya, tahun 1444 H baru kemarin kita jumpai.
Tiba-tiba saat ini kita akan berpisah dengannya lalu berjumpa dengan tahun yang baru 1445 H. Begitulah waktu. Ia berjalan sesuai dengan karakternya. Berlalu sesuai dengan tabiatnya, yakni cepat terlewat tanpa terasa dan tidak pernah dapat kembali.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT banyak bersumpah dengan waktu atau masa. Seperti, Demi masa, Demi waktu fajar, Demi waktu Dhuha, Demi waktu malam dan lain-lain.
Sebuah sumpah yang disandarkan dengan sesuatu menunjukkan bahwa sesuatu itu sangat penting. Tentunya sumpah-sumpah Allah dalam Al-Quran di atas menunjukkan betapa pentingnya masalah waktu.
Dengan cara itu, Allah secara tegas memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk memperhatikan dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh para ahli tafsir bahwa tujuan Allah bersumpah dengan makhluknya, adalah agar mendapatkan perhatian tentang masalah tersebut dan ditadabburi manfaat apa yang akan dihasilkan darinya.
BACA JUGA:Wow! Indahnya Bundaran Fadhilah di Depan Bank Indonesia
Rasulullah SAW pun menguatkan dengan bersabda yang artinya:
“Tidak akan bergerak tapak kaki seorang hamba pada hari kiamat, kecuali setelah ditanya empat perkara. Yakni tentang jatah umurnya yang ia habiskan di dunia, masa mudanya yang telah ia lewatkan, hartanya dari mana didapatkan dan bagaimana dikeluarkan, tentang ilmunya sejauhmana ia amalkan. (HR. Al-Bazzar dan At-Thabrani).
BACA JUGA:Korem 041 Gamas Ditingkatkan Menjadi Kodam Bengkulu
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah....
Seorang muslim sejati, ketika ia memulai harinya, akan membukanya dengan salat dan ketika ia mengakhirinya akan ia tutup dengan salat pula.
Ia membukanya dengan salat subuh dan menutupnya dengan salat Isya. Tidak ada sedikitpun waktunya terbuang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat karena ia sadar waktu yang dilaluinya kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Pergantian tahun bagi seorang muslim merupakan momentum untuk bermuhasabah dan merencanakan masa depan selanjutnya layaknya seorang akuntan dalam sebuah perusahaan yang menghitung untung rugi perusahaannya selama satu tahun.
BACA JUGA:Tidak Viral, Ini Dia Jalan yang Membawa Bahaya di Bengkulu
Hadirin Jemaah Jumat Rahimakumullah....
Syekh Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Qiimatul Waqti fi Hayaatil Muslim (Nilai Waktu dalam Kehidupan Muslim) menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan seorang Muslim dalam menyikapi waktu.
Pertama, memandang masa lalu sebagai bahan introspeksi
Sebagaimana firman Allah SWT,
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (Q. S. Ali Imran: 137)
Kedua, merencanakan masa depan
Diantara karakteristik masa depan adalah ghaib dan terjadi dengan tiba-tiba walaupun orang-orang mengira kejadiannya akan terjadi beberapa tahun lagi. Firman Allah SWR, “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yag telah diperbuatnya untuk hari esok.” (QS. Al Hasyr:18).
Ketiga, lebih memaksimalkan diri pada masa sekarang atau yang sedang terjadi
Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya akan tiba hari kiamat dan di tangan kalian terdapat bibit korma, maka bila kamu sanggup sebelum datangnya kiamat untuk menanamnya maka tanamlah.”
Artinya dalam beramal sholeh setiap muslim harus maksimal dalam menuntaskan pekerjaannya. Ia juga harus senantiasa optimis. Karena, setiap amalnya itu akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah.
Sekalipun menurut hitungan manusiawi hasil pekerjaannya akan hancur lantaran sebentar lagi akan datang kiamat, minimal ia sudah mendapatkan kebaikan lantaran telah memanfaatkan waktu untuk berbuat baik.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah....
Waktu yang sudah berlalu tidak mungkin kembali lagi. Setiap tahun yang telah berlalu, bulan yang lalu, pekan yang lalu, bahkan menit yang lalu, tidak mungkin bisa dikembalikan sekarang.
Inilah yang pernah disampaikan olah Imam Hasan Basri: “Tidak ada satu haripun yang menampakkan fajarnya kecuali ia akan menyeru “Wahai anak Adam, aku adalah harimu yang baru, yang akan menjadi saksi atas amalmu, maka carilah bekal dariku, karena jika aku telah berlalu aku tidak akan kembali lagi hingga Hari Kiamat nanti
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah....
Seorang Muslim dituntut mengisi waktu-waktunya dengan amal yang bermanfaat, baik amal yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Amal yang bersifat duniawipun bisa menjadi ibadah. Bahkan jihad, jika memang diniatkan ikhlas karena Allah dan dilakukan sesuai dengan ajaran Islam.
Bila ada waktu luang, setiap Muslim dituntut untuk mengisinya dengan amal kebaikan. Karena waktu luang merupakan nikmat yang sering dilupakan dan tidak disadari oleh kebanyakan manusia. Manusia sering tertipu lantaran waktu luang. Rasulullah Saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ
“Dua nikmat dimana banyak manusia yang tertipu; nikmat kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://radarbengkulu.disway.id