Awas, Jangan Percaya Hoax Tentang Nyamuk Bionik Wolbachia, Ini Penjelasan Kemenkes RI

Awas, Jangan Percaya Hoax Tentang Nyamuk Bionik Wolbachia, Ini Penjelasan Kemenkes RI

Cara mengusir nyamuk dari dalam rumah dengan menggunakan tanaman/ poto ilustrasi-ist-

RADAR BENGKULU - Nyamuk Bionik Wolbachia makin menjadi sorotan masyarakat. Bahkan terbaru beredar hoax tentang nyamuk ini, pantauan hoax yang berkembang ditengah masyarakat katanya nyamuk bionik Wolbachia sejenis robot yang disematkan cip untuk melacak manusia, info ini tidak bisa dipercaya dan sangat lucu.

Lalu hoax lainnya yakni, nyamuk bionik disematkan virus untuk sebarkan penyakit baru, jelas itu semua informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Guna menjawab penasaran pembaca, berikut keterangan resmi yang redaksi lansir dari Web Kemenkes.go.id. Dijelaskan bahwa Kemenkes menerapkan inovasi Wolbachia ini untuk meredam penyebaran DBD di negara Indonesia. 

BACA JUGA:Lagi Heboh Nyamuk Bionik Wolbachia, Yuk Cari Tahu

Efektivitas wolbachia ini sudah melalui pengujian sejak tahun 2011 di Yogyakarta. Jadi cara kerjanya seperti ini, nyamuk aegypti jantan yang telah dimasukan Wolbachia dilepas dan kawin dengan nyamuk aegypti betina yang membawa virus DBD, maka efek perkawinan ini akan melemahkan atau memblok virus DBD yang ada di nyamuk betina.

BACA JUGA:Pro Kontra Pelepasan Nyamuk Bionik Wolbachia Cegah Penyebaran DBD

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi dalam siaran pers juga mengatakan bahwa memang awalnya masyarakat bingung, kok mencegah DBD dengan cara melepas nyamuk. Namun seiring berjalan waktu, sudah banyak masyarakat memahami tujuan pelepasan nyamuk jantan berwolbachia itu. 

Namun demikian, Kemenkes RI tetap menghimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan, sebab cara demikian juga sangat efektif terhindar dari nyamuk DBD. 

Untuk diketahui bahwa sejumlah negara seperti Brazil, Vietnam, Australia dan Sri Langka telah menggunakan metode nyamuk wolbachia mencegah perkembangan dan menekan angka DBD di negara mereka, dan hasilnya sudah dirasakan. Saat ini sejumlah wilayah di Indonesia mulai akan dilakukan metode ini, namun memang masih ada penolakan ditengah masyarakat. 

Disisi lain, mantan Menteri Kesehatan RI Siti Fadhila meminta metode penggunaan nyamuk bionik dalam menekan angka DBD dihentikan, karena dia khawatir akan ada dampak jangka panjang tentang penggunaan metode ini

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: