Air Limbah Menggenang di Jalan Jati, Warga Minta Pemerintah Turun Tangan

Air Limbah Menggenang di Jalan Jati, Warga Minta Pemerintah Turun Tangan

Inilah air limbah yang menggenang di Jalan Jati, Kelurahan Padang Jati yang dipermasalahkan warga-Zulfa-radarbengkulu

RADARBENGKULU – Air limbah yang berasal dari beberapa gedung di Jalan Jati, Kelurahan Padang Jati, Kota Bengkulu menggenang di jalanan dalam satu bulan ini. Hal ini meresahkan warga sekitar dan para pengguna jalan.

Air limbah yang menggenang disebabkan oleh tersumbatnya saluran air yang berada di bawah trotoar. Banyak warga sekitar yang merasa terganggu oleh bau tidak sedap yang berasal dari limbah tersebut.

Ali Akbar, Ketua RT 8 Kelurahan Padang Jati menyampaikan,  dari perangkat warga setempat seperti RT, RW dan Kelurahan telah menyampaikan hal tersebut kepada PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Namun, belum ada pendanaan yang turun untuk dilakukannya perbaikan selokan tersebut dan harus menunggu hingga PEMILU selesai dilaksanakan.

Pria paruh baya itu juga mengatakan, kendala yang menghambat laju air diduga salah satunya dari pekerja Car Wash yang berada di sekitar lokasi menutup akses air untuk mengalir. 


Genangan Air limbah di Jalan Jati, Kelurahan Padang Jati Bengkulu juga mengalir ke jalan dan menimbulkan bau tak sedap-Zulfa-radarbengkulu

“Ini tu juga karena dari Steam Mobil itu ngecor. Jadi, kan airnya nggak bisa ngalir. Aturan kan jangan begitu. Jadi, airnya nggak menggenang di jalanan. Baunya kan ngga enak,” jelasnya ketika diwawancarai RADARBENGKULU.DISWAY.ID di lokasi, Sabtu, 27 Januari 2024.

Namun, salah seorang pekerja dari Steam tersebut, Ramadhan, menjelaskan bahwa yang mereka lakukan bukan menutup akses air limbah untuk mengalir. Tetapi hanya menutup bagian atas dari parit yang berada di depan tempat mereka bekerja. Hal itu mereka lakukan untuk mencegah masyarakat berpikir bahwa air tersebut berasal dari mereka. Mereka juga memberi pembatas agar air limbah mereka tidak menyatu dengan air yang melimpah tersebut.

“Kami bukan ngecor. Kami hanya menutup atasnya saja supaya tidak melimpah disini. Takutnya orang ngira itu air kami. Padahal bukan. Kami juga bikin pembatas biar air kami nggak nyatu sama yang itu. Jadi, kami bikin pipa saluran sendiri. Air ini kan udah lama sebenarnya. Cuman emang puncaknya sekitar satu bulan ini,” ungkapnya Sabtu, 27 Januari 2024.

Ramadhan juga mengatakan bahwa dalam hal ini mereka cukup banyak dirugikan. Mereka juga sudah 2 kali mendapatkan surat panggilan dari Polres mengenai hal ini. Mereka merasa tidak melakukan kesalahan yang mengakibatkan air tersebut menggenang di jalanan.

Selain itu, pria berparas hitam tersebut juga mengeluhkan pemerintah yang lambat dalam bertindak. Mengingat jalanan tersebut merupakan fasilitas umum, sehingga tidak bisa menyalahkan satu atau dua orang saja. 

“Solusinya ya itu, pemerintah itu harus turun tangan. Kita kan bayar pajak. Buat apa kalo bukan buat ini? Ini sudah cukup lama. Padahal, cuma emang dalam bulan ini puncaknya. Buat apa jadinya bayar pajak? Jalan seperti ini masih saja tidak terselesaikan. Kami juga pusing. Nggak salah apa-apa, tapi dapat panggilan terus. BABINSA, Kepolisian, udah sering kasih surat ke kami,” tuturnya. (*)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu