Dua Bahasa Daerah di Kabupaten Kaur Dilestarikan
Kepala Bidang PTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kaur, Sumarlan M.Pd-Hendri-radarbengkulu
RADARBENGKULU - Kabupaten Kaur melakukan pelestarian bahasa daerah. Itu diimplementasikan melalui dunia pendidikan. Terutama lewat muatan lokal. Tujuannya tidak lain untuk mengembalikan minat peserta didik sebagai generasi muda, untuk bangga menggunakan bahasa daerahnya.
Kepala Bidang PTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kaur, Sumarlan M.Pd mengatakan saat ini sangat penting menyisipkan bahasa daerah di dalam kurikulum pembelajaran. Terutama pada muatan lokal. Ini dimaksudkan agar masyarakat, terutama peserta didik tidak melupakan bahasa daerahnya.
BACA JUGA:Ini Tujuannya, Polres Kaur Gelar Apel Pasukan Operasi Keselamatan Nala 2024
"2024 ini Kabupaten Kaur akan mengangkat 2 bahasa daerah yang akan dilestarikan di Kabupaten Kaur. Yaitu untuk bahasa Daerah Pasma dan bahasa Daerah Nasal," sampai Sumarlan.
Dijelaskannya, melalui Cabang Kementerian Pendidikan bekerjasama dengan Balai Bahasa Provinsi Bengkulu mengundang guru bahasa Indonesia untuk dijadikan sebagai guru master. Nanti, dia akan bertugas untuk mensosialisasikan ke sekolah-sekolah agar terus menghidupkan bahasa daerah tersebut di Kabupaten Kaur agar tidak punah.
BACA JUGA:Ikut Prihatin, Kapolres Kaur Berikan Bantuan kepada Korban Hipnotis
"Selain itu, kita juga akan melaksanakan event- event perlombaan melalui kegiatan bulan bahasa. Seperti menggelar lomba bahasa daerah melalui cerpen, puisi dan meringit."
Untuk tahun 2024 ini, paparnya, 2 bahasa yang akan dilestarikan, yaitu untuk bahasa Daerah Pasma dan bahasa Daerah Nasal, akan diterapkan pada sekolah-sekolah percontohan di daerah Kecamatan Padang Guci dan Kecamatan Nasal.
BACA JUGA:Hasil Pleno Tingkat Kabupaten Tuntas, Ini Caleg Terpilih yang Menduduki Kursi DPRD Kaur
"Jangan sampai bahasa daerah yang ada didaerah Kabupaten Kaur, seperti bahasa daerah Nasal ini sampai punah," ujarnya.
Oleh sebab itu, dia berharap melalui program revitalisasi Bahasa Daerah ini, masyarakat, terutama anak-anak sekolah bisa melestarikan Bahasa Daerah dan tidak melupakan Bahasa Daerah sebagai Bahasa Ibu. ()
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu