Kadis Satpol-PP Mukomuko Sampai Heran, Ada Pekerja Panti Pijat Mengaku Tidak Bisa Memijat, Terus.....
Kadis Satpol-PP Mukomuko Sampai Heran, Ada Pekerja Panti Pijat Mengaku Tidak Bisa Memijat, Terus.....-Seno-
Kemudian, diungkapkan Jodi, berdasarkan pendataan, status pekerja panti pijat di Mukomuko, sebagian besar adalah orang tua tunggal yang usianya masih muda.
Kemudian, mayoritas pekerja panti pijat di Mukomuko ini berasar dari luar daerah dan luar provinsi.
"Menurut pengakuan dan identitas di KTP, mereka kebanyakan dari luar daerah. Ada yang datang dari Jawa, Sumbar, terus daerah-daerah tetangga. Status kebanyakan orang tua tunggal," beber Jodi.
Jodi mengingatkan agar para pemilik dan pengelola usaha panti pijat di Mukomuko lebih selektif memilih pekerja.
Usahakan mempekerjakan trapis yang bersertifikat atau memiliki keahlian memijat.
"Jangan sembarangan lah memilih pekerja. Cari yang punya keahlian. Itu saya ingatkan kepada pengelola panti pijat," tegas Jodi.
Dari hasil pantauannya selama operasi, tempat atau kamar yang dijadikan tempat praktik jasa pijat, kebersiahanya kurang terjaga.
Kurang cahaya matahari lantaran sangat tertutup.
Ia khawatir dengan kondisi kamar yang kotor dan pengap, para konsumen yang berharap setelah pijat bisa lebih bugar dan relax justru jadi sakit.
Jodi menegaskan, pihaknya bakal kembali menggelar operasi pengawasan usaha panti pijat di Mukomuko.
Hanya saja untuk waktu belum bisa disampaikan.
"Pengawasan terus kami lakukan. Kalau yang bersifat operasi sudah pasti akan ada lagi. Tapi waktunya tidak bisa kami sampaikan. Kami berharap usaha panti pijat ada perbaikan, mulai dari pekerja, tempat dan pasti tidak ada aktivitas melanggad norma," pungkas Jodi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: