Menjauhi Dosa Judi

Menjauhi Dosa Judi

Muhamad Sayid Amir Ali Lubis, S.T, M.Kom-Adam-radarbengkulu

 

Seringkali setan dan nafsu membisikkan kepada seseorang yang lemah imannya untuk mencoba berjudi hanya sekali atau dua kali. Jika kalah akan meninggalkan judi selamanya. Inilah tipu daya setan yang wajib diwaspadai. Karena orang yang bermain judi pada umumnya tidak akan berhenti pada kali pertama ia kalah.

Setan akan terus merayunya dengan angan-angan akan menang pada kali berikutnya dan kali berikutnya. Jika pada judi berikutnya, ia kalah dan telah menghabiskan sekian banyak hartanya, maka kebangkrutan harta akan mendorongnya untuk mendapatkan uang dari jalur manapun tanpa mempedulikan caranya.

 

Untuk memuluskan keinginan mendapatkan modal judi berikutnya, ia akan nekat mencuri, merampok, bahkan membunuh keluarga terdekat sekalipun. Kehidupannya dari hari ke hari semakin suram. Rumah tangga berantakan. Anak-anaknya tidak terurus. Hartanya habis. Utang menggunung. Ia akan gali lobang tutup lobang, berutang untuk menutup utang sebelumnya.

Ratusan juta utang dari pinjol (pinjaman online) menjeratnya. Jika sudah sampai pada titik ini, biasanya bunuh diri yang merupakan dosa paling besar setelah kufur dan syirik adalah akhir dari perjalanan hidupnya.  Na’udzu billahi min dzalik.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Seiring perkembangan teknologi digital, perjudian merambah dunia maya. Hanya dengan menggerakkan jari pada layar hp, siapa pun sudah langsung bisa berjudi, bahkan anak kecil sekalipun.

Tak perlu pergi ke kasino di negara tetangga atau mencari tempat tersembunyi yang aman dari pantauan aparat hukum. Judi online bisa dilakukan  di mana pun, kapan pun dan dalam keadaan apapun.

 

Meskipun jutaan situs judi online telah diblokir oleh pemerintah, jumlah penjudi online di Indonesia dari waktu ke waktu bukan semakin menyusut, tapi malah semakin meningkat jumlahnya.

Info terakhir dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, jumlah penjudi online di Indonesia telah menembus lebih dari 2,7 juta orang. Mirisnya, korban judi online itu didominasi oleh kaum muda berusia 17-20 tahun.  

 

Keadaan ini tentu sangat memprihatinkan bagi kita semua. Karena itu, khatib mengajak kita semua untuk memerangi segala bentuk perjudian, terutama judi online. Siapapun kita, apapun latar belakang kita, apapun profesi kita, jika kita ingin menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran, jika kita ingin menghindarkan diri kita dan anak cucu kita dari kesengsaraan, ayo bahu membahu memerangi dan memberantas perjudian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu