Pengendalian Inflasi Berhasil, Bengkulu Terbaik di Sumatera

Pengendalian Inflasi Berhasil, Bengkulu Terbaik di Sumatera

Pengendalian Inflasi Berhasil, Bengkulu Terbaik di Sumatera-Adit/Ist-

 

 

radarbengkuluonline.id - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang berlangsung di Balai Raya Semarak pada Rabu (18/9) pagi. 

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Wahyu Yuwana, beserta jajaran pemerintah kabupaten dan kota se-Provinsi Bengkulu.

BACA JUGA:HIPMI Bengkulu Dilarang Terlibat Berpolitik Praktis, Ini Pesan Ketua HIPMI 1999-2000

BACA JUGA:7 Dampak Perdagangan Ilegal Ular terhadap Populasi di Alam Liar, Kobra dan Piton Terancam Punah

"Hari ini kita mengadakan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah. Kita bersyukur, dalam dua bulan terakhir, angka inflasi kita sudah melandai. Biasanya selalu di atas angka 3 persen, sekarang berada di angka 2 persen sekian, angka yang terkendali, serta diikuti juga oleh pertumbuhan ekonomi yang membaik," ujar Rohidin.

BACA JUGA:5 Manfaat Ular dalam Ekosistem dan Alasan Mengapa Kita Harus Menjaga Populasi Ular

Dalam High Level Meeting tersebut, Pemerintah Provinsi Bengkulu kembali mendapatkan dana insentif dari Kementerian Keuangan terkait kinerja kolaboratif bupati dan wali kota se-Provinsi Bengkulu.

Menurut Gubernur Rohidin, dana insentif dari Kementerian Keuangan tersebut diperoleh berdasarkan tiga indikator utama, yaitu penurunan angka kemiskinan ekstrem di daerah, penurunan angka stunting, dan realisasi penyerapan anggaran.

"Pada awal Agustus lalu, kita mendapatkan dana insentif dari Kementerian Keuangan atas kinerja kolaboratif bupati dan wali kota se-Provinsi Bengkulu terkait penurunan angka kemiskinan ekstrem, penurunan angka stunting, dan realisasi penyerapan anggaran. Alhamdulillah, dari 10 provinsi di Sumatera, Bengkulu menjadi yang terbaik," tambahnya.

Lebih lanjut, Gubernur Rohidin menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bengkulu akan terus berupaya melakukan pengendalian inflasi, terutama dengan menekan alih fungsi lahan sawah dan mengoptimalkan ketersediaan irigasi yang masih belum maksimal.

"Tadi ada beberapa hal prinsip yang dibahas terkait pengendalian inflasi, seperti alih fungsi lahan, ketersediaan irigasi, teknis pengolahan sawah, serta pengelolaan hasil panen. Semua ini berpengaruh pada ketersediaan beras," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana, menyatakan bahwa penurunan angka inflasi saat ini harus dilakukan secara gotong royong dan dengan kerja sama yang baik dari seluruh unsur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: