Pedagang Lemang Tapai Bengkulu Tetap Jaga Tradisi Ditengah Perubahan Zaman

Pedagang Lemang Tapai Bengkulu Tetap Jaga Tradisi Ditengah Perubahan Zaman

Pedangang lemang di Jalan Sungai Rupat-Riski Rahmawati-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id – Seorang penjual lemang tapai terus melestarikan tradisi yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi.

Setiap pagi, Ibu Erna Yuli yang telah berjualan selama lebih dari 14 tahun, memulai harinya dengan menyiapkan lemang dan tapai. Makanan tradisional ini menjadi favorit warga Bengkulu, terutama saat bulan puasa atau acara-acara adat.

BACA JUGA:12 Ide Bisnis Ini Cocok Untuk Mahasiswa, Bisa Bantu Nambah Keuangan

BACA JUGA:Ini Dia Kiat Sukses As'ad Syamsul Arifin dalam Meraih Prestasi di UIN FAS Bengkulu

 

“Membuat lemang butuh kesabaran. Karena, proses memasaknya bisa memakan waktu hingga empat jam," ujarnya kepada RADAR BENGKULU.

Lemang yang terbuat dari ketan dan santan yang dimasak di dalam bambu, dipadukan dengan tapai, hasil fermentasi ketan hitam, menciptakan cita rasa yang khas. Meski banyak orang kini beralih ke makanan modern, Bu Erna Yuli tetap setia menjajakan dagangannya yang beralamat di Jl. Sungai Rupat ,Pagar Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.

BACA JUGA:Tari Setiawati, Mahasiswa KPI UINFAS Bengkulu Raih Juara dalam Ajang Lomba Internasional

BACA JUGA:Yongki Triansyah, Mahasiswa UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu Raih Medali Emas di Ajang Internasional

 

"Warga disini masih suka dengan makanan tradisional. Apalagi kalau ada hajatan atau perayaan, pasti banyak yang pesan," ujarnya Bu Erna Yuli.

Ia juga menambahkan, harga yang ia tawarkan masih terjangkau bagi masyarakat Bengkulu. Yakni Rp 10.000 per batang. Ada juga yang kecil, 2 batang harganya lima belas ribu.

BACA JUGA:Sangat Wow, UKK KSR PMI UINFAS Bengkulu Adakan Donor Darah Secara Sukarela

BACA JUGA:Ini Dia Kiat Sukses As'ad Syamsul Arifin dalam Meraih Prestasi di UIN FAS Bengkulu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu