Israk Mikraj: Kesempatan Emas Dalam Mengenalkan Shalat kepada Anak

Israk Mikraj: Kesempatan Emas Dalam Mengenalkan Shalat kepada Anak

Muhamad Sayid Amir Ali Lubis, S.T, M.Kom-Adam-radarbengkulu

BACA JUGA:Harus Punya Kemahiran, Bhabinkamtibmas Aiptu Robi Irawan S.H Sampaikan Khutbah Jumat di Ulak Lebar

 

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, kita bisa memahami bahwa ada tahapan dalam mendidik anak untuk melaksanakan ibadah shalat. Tahapan ini dimulai sejak anak berusia tujuh tahun hingga mencapai umur sepuluh tahun.

Menurut Syekh Ali bin Sulthan Muhammad al-Hari dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatil Mashobih, setiap tahapan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW itu memiliki alasan tertentu. Di usia tujuh tahun, anak diperintahkan untuk mulai shalat agar mereka terbiasa dan merasakan senang dalam melakukannya.

 

Ketika anak memasuki usia sepuluh tahun, mereka diperbolehkan untuk diberi teguran lebih tegas, bahkan pukulan yang mendidik, jika meninggalkan shalat. Sebab, usia ini sudah mendekati masa baligh, yang berarti tanggung jawab ibadah mulai melekat.

Selain itu, pemisahan tempat tidur diterapkan di usia ini karena anak telah memasuki masa pubertas.

BACA JUGA:Wali Kota Bandung Wafat saat Hendak Mengisi Khutbah Jumat

 

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Momen Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah saat yang tepat untuk memperkenalkan ibadah shalat, khususnya kepada anak-anak yang masih berada di bawah usia tujuh tahun.

Menurut Slamet Suyanto dalam bukunya Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, masa anak usia dini, yaitu 0-8 tahun, adalah fase dimana mereka mengalami pertumbuhan pesat, baik fisik maupun mental.

 

Ini adalah waktu yang sangat cocok untuk menanamkan nilai-nilai agama, termasuk sejarah Isra dan Mi’raj sebagai asal-usul kewajiban shalat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: