Patut Ditiru, Usin Sembiring Dukung Organisasi Anti-Narkoba dari Sekolah dan Kampus

radarbengkuluonline.id –  Hari terakhir masa reses ke-2 anggota DPRD Provinsi Bengkulu dimanfaatkan oleh Usin Abdisyah Putra Sembiring, anggota legislatif dari Fraksi Hanura itu untuk menyergap  aspirasi dari semangat dua organisasi. Yakni  SANS Provinsi Bengkulu dan PUPAN Provinsi Bengkulu.

 Usin menyebut mereka sebagai bagian dari wajah terbaik Generasi Z di Bengkulu. Anak-anak muda yang tidak sekadar melek gadget, tetapi juga sadar akan bahaya laten narkotika yang mengintai lingkungan sekolah hingga kampus.

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Resmikan Lapangan Golf Merah Putih, Simbol Baru Ruang Publik dan Olahraga

 

“Di hari terakhir reses, saya bertemu dengan dua organisasi yang eksistensinya luar biasa. Mereka aktif di bidang pencegahan narkoba, punya jaringan di sekolah dan kampus, serta memiliki program-program edukasi yang menyentuh langsung ke generasi muda,” ungkap Usin.

SANS (Sekolah Anti Narkoba Sadar) dan PUPAN (Pusat Penguatan Anti Narkoba) tak hanya sekadar kumpul-kumpul anak muda. Mereka rutin menggelar penyuluhan, diskusi kreatif, hingga aksi simpatik di lingkungan pendidikan. Di tengah maraknya kasus penyalahgunaan narkoba yang kian menyusup hingga ke pelajar, keberadaan mereka justru menjadi benteng terakhir yang masih bertahan melawan arus.

BACA JUGA:Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Ajukan Bantuan 10 Unit Ambulan

 

Lebih dari itu, Usin menilai aspirasi dari kedua organisasi ini selaras dengan semangat Perda P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) yang telah dimiliki Provinsi Bengkulu. 

Sayangnya, regulasi itu belum sepenuhnya diterapkan maksimal. Padahal, keberadaan Perda tersebut menjadi fondasi hukum penting dalam melibatkan komunitas akar rumput dalam perang melawan narkoba.

BACA JUGA:Dedy Wahyudi: Jangan Sampai Ada Yang Melapor Program Puskesmas 24 Jam Bohong

 

 

“Saya berharap aspirasi mereka dapat menjadi daya dorong untuk mengimplementasikan Perda P4GN secara lebih konkrit. Tidak cukup hanya menjadi dokumen di rak perpustakaan daerah,” tegas Usin.

Sumber: