Banner disway

Jalan Merapi Ditutup Total Gara-Gara Proyek Jembatan, Warga Kebun Tebeng Resah

 Jalan Merapi  Ditutup Total Gara-Gara Proyek Jembatan,  Warga Kebun Tebeng Resah

Jalan Merapi Ditutup Total Gara-Gara Proyek Jembatan, Warga Kebun Tebeng Resah-Windi Junius-Radar Bengkulu

radarbengkuluonline.id  – Proyek pembangunan jembatan di kawasan Kelurahan Kebun Tebeng, Kota Bengkulu, memantik keluhan warga. Penutupan jalan lintas yang menjadi akses utama membuat arus kendaraan dialihkan ke jalan-jalan perumahan. Akibatnya, kawasan yang biasanya lengang kini mendadak berubah jadi jalur padat kendaraan.

“Sejak jalan ditutup total, semua kendaraan beralih lewat jalan perumahan. Ramainya luar biasa, sampai bikin was-was. Di sekitar sini kan banyak anak kecil. Kalau ada yang main ke jalan, bahaya sekali,” keluh Zulfikri salah seorang warga Jalan Merapi 14, Kebun Tebeng, Kec. Ratu Agung, Kota Bengkulu.

BACA JUGA:Prioritas Presiden Prabowo, AHY Tinjau Renovasi Sekolah Rakyat di Bengkulu

 

Penutupan jalan utama itu membuat warga Kebun Tebeng menghadapi situasi tak biasa. Jalan sempit yang sebelumnya hanya dilalui kendaraan warga, kini dipadati motor dan mobil dari berbagai arah. Tak jarang terjadi kemacetan kecil di tikungan maupun persimpangan.

Selain soal keselamatan anak-anak, warga juga merasa terganggu oleh bising kendaraan. Zulfikri menuturkan, anaknya yang baru berusia satu tahun sering terbangun di tengah malam karena suara kendaraan yang lewat tiada henti.

BACA JUGA:Warga Senang, Agus Harimurti Yudhoyono Serahkan 184 Sertifikat Tanah di Provinsi Bengkulu

 

“Biasanya kalau malam tenang, anak-anak bisa tidur nyenyak. Tapi sekarang baru sebentar tidur sudah nangis karena ribut kendaraan. Kasihan sekali, apalagi balita yang butuh istirahat cukup,” ujarnya dengan wajah lelah.

Bukan hanya soal kenyamanan, imbas penutupan jalan juga menghantam kantong warga. Para pelaku usaha kecil menengah (UMKM) di sekitar jalur utama mengaku omzet mereka menurun drastis. Sejumlah warung makan, bengkel kecil, hingga toko kelontong yang biasanya ramai dilewati pembeli, kini sepi karena kendaraan dialihkan.

BACA JUGA:AHY Tinjau Pulau Baai Bengkulu, Pastikan Normalisasi Alur Dilaksanakan Dengan Sungguh-Sungguh

 

“Biasanya banyak orang mampir beli makan atau sekadar isi bensin. Sejak jalan ditutup, penghasilan saya turun hampir setengahnya,” ungkap seorang pengusaha warung di tepi jalan lintas tersebut.

Para pelaku UMKM berharap pemerintah segera memberikan solusi. Menurut mereka, proyek pembangunan jembatan memang penting, tetapi harus diimbangi dengan kebijakan yang tidak terlalu membebani warga sekitar.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: