Mengulik Kebiasaan Coret-Coret Baju Kelulusan Siswa

Rabu 28-08-2019,11:37 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO, BENGKULU - Kebiasaan coret-coret baju dan konvoi di jalan bagi siswa SMA/SMK/MA sepertinya masih akan terus berlanjut. Kebiasaan ini turun menurun sejak dari tahun 1985 dilakukan setiap pelajar, ini merupakan sebagai bentuk mengekspresikan diri betapa senang dan bahagia lepas dari seragam putih abu-abu. Mengulik kebiasaan corat-coret baju siswa saat kelulusan, Kepala SMKN 7 Kota Bengkulu, Destiana, M.Pd memprediksi, hal ini akan masih berlangsung selama 5 tahun kedepan. "Memang itu kebiasaan lama. Awal kemunculan tradisi corat-coret baju pada tahun 1985 keatas sampai sekarang masih berlangsung. Hanya saja, perlu ada pengawalan yang signifikan. Tapi ingat, jangan terlalu dikekang, apalagi masa usia mereka masih masa ingin meluapkan apa yang diinginkan," ujar Destiana pada jurnalis, kemarin. Untuk itu, ia berharap kedepan tradisi itu akan segera diberantas habis oleh para pengambil kebijakan. "Sebenarnya kalau difikir secara jernih, kenapa tradisi corat-coret baju itu tetap dibudayakan? memang itu menjadi kenangan-kenangan bagi mereka, karena SMA adalah masa yang paling indah. Namun, apa salahnya baju sekolah itu disumbangkan pada anak-anak yang kurang mampu, ataupun anak-anak yang terkena bencana alam membutuhkan pakaian dan lain-lain," bebernya. Dikatakan Destiana, euforia siswa dalam kelulusan menjadi suatu gejolak yang susah dikendalikan oleh anak itu sendiri. "Diibaratkan, kalau kita sudah dewasa bisa berpikir dampak kedepannya seperti apa. Sedangkan, untuk anak bagu gede (ABG), belum berpikir sampai kesana dampaknya, corat-coret baju dan konvoi dijalan walaupun menganggu lalu lintas jalan orang lain namun mereka tetap melakukanya," ungkapnya. Harapanya, setiap sekolah harus memiliki inovasi tersendiri, bagaimana cara sekolah mencegah aksi corat-coret baju saat kelulusan. "Siswa notabenenya jangan dikekang, apalagi diancam-ancam malah mereka akan menjadi-jadi. Karena itu, tantangan bagi setiap sekolah bagaimana cara mencegah siswa dengan cara yang elegan, dengan permainan yang cantik saat mengekpresikan kelulusan," tutupnya. (ach)

Tags :
Kategori :

Terkait