Sefty Yuslinah : Sosialisasinya Belum Keseluruhan
RBO >>> BENGKULU >>> Masih maraknya kasus asusila yang terjadi di Bengkulu saat ini, menurut anggota dewan Provinsi Bengkulu, hal itu akibat faktor ekonomi. " Hampir tiga bulan musibah Pandemi covid-19 melanda,memang kasus-kasus asusila yang tidak kita inginkan masih marak dan cukup banyak terjadi di masyarakat Bengkulu lantaran dampak ekonomi saat ini," ungkap Sefty Yuslinah kepada radarbengkuluonline.com tadi siang (9/6). Menurut Sefty, tidak hanya faktor ekonomi saja. Tingginya angka asusila di Bengkulu lantaran kurangnya pemahaman mengenai agama pada SDM yang ada. Tidak bisa dipungkiri, walaupun ada juga seseorang yang sudah ustad atau guru agama, namun itu hanya personal atau oknum. "PR yang sangat besar khususnya untuk Provinsi Bengkulu, baik itu pemerintah daerah, legislatif maupun ulama dan masyarakat untuk meminimalisir hal tersebut," ungkap politisi perempuan PKS Dapil Kota Bengkulu itu. Sementara itu, sambung Sefty, dengan kondisi ekonomi ditengah pandemi saat ini, juga mengakibatkan angka kekerasan, kriminalitas dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga meningkat. Maka Pemda dan semua elemen masyarakat harus duduk bersama memberikan edukasi untuk mengurangi hal tersebut. Diakui Sefty, sebenarnya DPRD sudah melakukan suatu usaha, yang sering disampaikan bahwa sudah punya Perda perlindungan anak dan punya perda ketahanan keluarga. "Namun sosialisasinya dinilai belum mencakup ke seluruh daerah. Kita minta Pemprov/Pemkab harus mensosialisaikan melalui RT ataupun kepala desa. Karena, mereka yang langsung bersentuhan dengan masyarakat," tutup Sefty.(idn)Miris, Ditengah Covid-19 Kasus Asusila Masih Marak
Selasa 09-06-2020,19:26 WIB
Editor : radar
Kategori :