16 Program Unggulan Kabupaten Lebong Nyaris Sempurna

Minggu 13-09-2020,19:58 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO, BENGKULU - Sebagaimana diketahui bersama jika kabupaten Lebong adalah kabupaten yang terisolir dan cukup jauh dari akses ibukota Provinsi Bengkulu. Bila kita ingin ke Lebong, maka harus memiliki tujuan khusus selain berwisata.

Namun dibawa kepemimpinan Bupati Lebong Rosjhonsyah Syahili, kabupaten yang dulunya terisolir ini lambat laut terbuka dan dikenal luas oleh masyarakat, bukan hanya ditingkat kabupaten/kota namun dikenal juga lintas provinsi.

Apa sebab kabupaten yang hanya memiliki PAD Rp 600 M ini bisa dikenal dan berhasil dalam pembangunannya. Berikut hasil riset yang dilakukan oleh sekumpulan Dosen Muda Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu yang di pimpin oleh DR. Alfarabi, MA dihadapan Bupati Lebong Rosjhonsyah.

"Alhamdulillah, tingkat keberhasilan program yang dijalankan di Kabupaten Lebong mencapai 94 persen, nyaris sempurna," kata Bupati Lebong Rosjhonsyah di rumah pribadinya di kawasan Panorama Kota Bengkulu, Sabtu (12/9).

Keberhasilan dari Program unggulan yang dijalan tersebut tidak terlepas dari tim kerja seluruh OPD dan ASN yang ada di Lebong yang menjalankan program dengan maksimal dan bersungguh-sungguh serta menggandalkan teknologi. "Sekarang saya tidak sulit mengontrol suatu program tersebut berjalan maksimal atau tidak, cukup hanya dengan layanan android (IT) sudah bisa terkoneksi dan bisa pula dicek jikalau ada error atau tidak dijalankan maksimal, saya bisa pantau progres dari program tersebut," kata Bupati Lebong Rosjhonsyah.

Rosjhonsyah mengatakan keberhasilan program tersebut bukan hanya klaim belaka, namun bisa dibuktikan dengan survei dan penelitian dan bahkan bisa pula dicek di lapangan. "Saya memimpin Lebong dengan Iman dan Hati, saya tidak tega bila melihat rakyat saya hidup sengsara dan menderita sedangkan kita (Pemimpinnya) bermewah-mewahan, kalau itu terjadi alangkah berdosanya saya," ujar dia.

Dijelaskan Bupati yang dikenal multi talanta ini, Kabupaten Lebong ini adalah kabupaten pemekaran dan bila tidak ada unggulan maka sampai kapanpun Lebong tetap tidak akan berkembang dengan maksimal. "Oleh karenanya, ketika saya terpilih menjadi Bupati Lebong, hal yang pertama saya benahi adalah Infrastruktur jalan, dulunya yang hanya jalan kecamatan dengan lebar 4,5 Meter dan jika ada kendaraan dari depan, maka yang satunya harus berhenti, sekarang sudah menjadi 12 meter dan ini memudahkan akses keluar masuk Lebong," kata dia.

Selain itu, jalan lingkungan dan sentra-sentra produksi diperbaiki dan dilebarkan. "Dulu masyarakat yang ingin mengeluarkan hasilnya harus menggunakan ojek dan ongkosnya Rp 25.000; sekarang hanya Rp 3.000; dan bahkan hasil dari sentra-sentra produksi tersebut bisa langsung diangkut dengan menggunakan angkutan umum, dan masyarakat sangat terbantu," kata dia.

Sementara itu, hasil riset yang dilakukan oleh sekumpulan Dosen Muda Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu yang di pimpin oleh DR. Alfarabi, MA menunjukkan progres dibandingkan tahun sebelumnya terkait dengan keberhasilan 16 program unggulan Kabupaten Lebong. "Riset yang dilakukan ini mengacu pada indikator yang tertera pada RPJMD tahun 2016-2021. Proses riset berusaha membandingkan target tahunan RPJMD tersebut dengan realitas yang telah dilakukan OPD di lapangan,"kata Dr. Alfarabi, MA.

Dijelaskan Dr. Alfarabi, MA yang lebih familiar dipanggil pak Abai ini mengatakan pihaknya mengumpulkan data dari OPD-OPD dan wawancara mengenai capaian program unggulan Kabupaten Lebong. "Kami mengumpulkan data dari OPD -OPD dan berdiskusi serta wawancara tentang capaian program yang mereka lakukan terkait program unggulan. Mengumpulkan dokumen, mengolah dan membandingkan hasilnya dengan target yang telah ditetapkan di tahun 2020," kata Abai.

Di Bidang Pendidikan misalnya, Kabupaten Lebong berhasil meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang melek huruf hijaiyah siswa SD yang mencapai 88,69%, angka melek huruf hijaiyah SMP juga telah mencapai 99,69%, lalu nyaris 100 persen anak usia sekolah di Lebong semuanya mengenyam pendidikan dan dibuktikan dengan siswa SD yang Bebas DO mencapai 99,9%, siswa SMP pun bebas DO mencapai 98,3%.

Sedangkan di bidang lainnya, misalnya Infrastruktur Teknik, hasil survei menunjukkan jika 89,1 persen jalan di Kabupaten Lebong dalam kondisi baik. Lalu layanan Air Bersih mencapai 91,4 persen, sedangkan ketersediaan rumah layak huni mencapai 100%. Di dukung dengan ketersediaan instalasi jaringan listrik yang sudah mencapai 100%. Menurut Alfarabi, "Untuk infrastruktur pelayanan masyrakat sendiri memang sudah baik misalnya pemenuhan ketersediaan instalasi listrik dan air ke setiap rumah. Hanya saja ada beberapa rekomendasi yang kami berikan seperti karena infrastruktur jaringan air saja belum cukup karena harus didukung juga dengan jaminan stok ketersediaan air bersih untuk masyarakat Lebong,"

Selain Infrastruktur (teknik) riset juga dilakukan pada insfrastruktur layanan IT. Ada banyak item yang dilihat dan menunjukkan angka yang memuaskan. "Misal untuk layanan publik kesehatan online (SIBAE) target capaiannya 100%, layanan perizinan online, 100%, Website OPD, 100 %, layanan kepegawaian online telah 100%, e-monev, 100%, e -Planing 100%, e-lapor 100%, simaya 100%, e-absensi 100%.

Bidang layanan kesehatan juga demikian, dimana Kabupaten Lebong bebas balita gizi buruk mencapai 99,95%, lalu layanan jemput sakit pulang sehat (pasien umum) mencapai 90%.

Sementara Bidang Pangan dan Energi, bagaimana Kabupaten Lebong dapat mencapai keberhasilan. Hasil riset menunjukkan bagaimana jumlah produksi pangan di Kabupaten Lebong mencapai 100%, lalu jumlah pemenuhan bahan bakar energi juga mencapai 100%. Sedangkan masa panen, Lebong menerapkan tanam 2 kali dalam setahun dan itu mencapai 95%. Di bidang pangan dan energi tim peneliti menemukan progres yang rendah pada program cetak sawah baru, sampai tahun 2020 baru mencapai 2%. Kondisi ini ditemukan oleh peneliti setelah turun ke lapangan dan hanya menemukan 50 hektar dari 2500 hektar yang ditargetkan. "Tim peneliti melihat ada ancaman alih fungsi lahan pertanian karena pertambahan jumlah penduduk, jika tidak segera diantisipasi maka lumbung pangan Lebong akan terancam," singkat Dr Alfarabi, MA (hcr)

Tags :
Kategori :

Terkait