Manna, Basis Pertahanan Jepang yang Masih Dipertahankan
MANNA, ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu. Kota transit yang terletak di jalan Lintas Bengkulu-Lampung itu sudah maju sejak zaman dahulu. Bahkan, daerah ini sudah ada lapangan terbang sendiri pada zaman penjajahan dahulu. Berapa luas lapangan terbang tersebut? Kapan adanya lapangan terbang tersebut? Baca saja catatan wartawan radarbengkuluonline.com secara bersambung berikut ini. AZMALIAR ZAROS – Kota Manna Lapangan terbang itu sendiri terletak di daerah Padang Panjang, Kelurahan Pagar Dewa, Kecamatan Kota Manna, Bengkulu Selatan. Lahan Lapangan terbang Padang Panjang itu sangat luas sekali. Sama dengan namanya juga. Yaitu Padang Panjang. Sejauh-jauh mata memandang, kita akan bisa melihat dengan nyata dengan mata kepala sendiri lapangan panjang yang luas membentang dan menghadap ke laut lepas Bengkulu Selatan. Disana dahulu banyak sekali ditanam cengkeh zanzibar. Lapangan terbang ini terbagi atau terbelah menjadi dua. Karena ditengah-tengahnya dibuat jalan lintas dari Bengkulu-Manna menuju ke Lampung. Untuk bagian sebelah kanan, kalau kita dari Kota Bengkulu, maka itu dinamakan Lapter I . Sedangkan bagian sebelah kiri, itu dinamakan lapangan terbang II. Sejak saya kecil saat menetap di Kota Manna, lapangan terbang itu memang sudah ada. Saya juga sering main ke kebun teman yang ada di seputaran lapangan terbang itu. Sayangnya, lapangan terbang yang luas terbentang itu belum dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat secara luas. Menurut sumber dari mulut ke mulut dan juga dari masyarakata Bengkulu Selatan waktu itu, lapangan terbang ini dibangun sejak masa penjajahan dahulu. Yaitu pada masa penjajahan Jepang. Namun tidak tahu persis tahun berapa dibuat dan digunakan. Yang jelas, lapangan terbang itu dibuat ketika Jepang menginvasi Indonesia tahun 1942-1945. Termasuk juga daerah Bengkulu Selatan ini. Lapangan terbang Padang Panjang sengaja mereka buat untuk menancapkan kekuasaan mereka di Bengkulu Selatan. Untuk melancarkan pergerakan mereka, maka dibuatlah lapangan terbang sebagai basis pertahanan udara tentara Nippon di Bengkulu Selatan. Selain itu juga, mereka membuat bungker-bungker di daerah ini. Saya juga pernah melihat bungker itu dahulu. Seperti di Belakang Gedung, di Pantai Pasar Bawah. Lokasinya juga masih dekat dengan laut. Namun bunker persegi empat itu saat ini nampaknya tidak ada lagi ditemukan di tepi pantai Pasar Bawah. Pesawat yang digunakan pada waktu penjajahan itu adalah jenis pesawat kecil. Seperti helikopter. Tidak ada pesawat berbadan lebar seperti yang bisa kita saksikan saat ini di Bandara Fatmawati Bengkulu. Di daerah Padang Panjang itu juga saat itu sering digunakan untuk latihan perang oleh pasukan tantara Nippon, Jepang. Setelah Jepang menyerah akibat bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Nagasaki dan Hiroshima, Indonesia memerdekakan diri, termasuk Bengkulu Selatan, para tantara Jepang itu pun hengkang dari Bengkulu Selatan. Lapangan terbang Padang Panjang yang semula dikuasai Jepang akhirnya menjadi milik pemerintah. Saat ini, status pengelolaannya berada di bawah komando Angkatan Udara Militer Palembang. (bersambung)Memoar Lapangan Terbang Padang Panjang Bengkulu Selatan Dalam Catatan (1)
Minggu 18-04-2021,23:38 WIB
Editor : radar
Kategori :