Pelajar di Kota Masih Tetap Belajar Daring

Selasa 03-08-2021,20:13 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

PPKM Diperpanjang 9 Agustus

RBO >>>  BENGKULU >>>  Setelah dilakukan rapat bersama dengan tim satgas Covid-19 Kota Bengkulu mengenai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di tengah pandemi Covid-19, saat ini belajar tatap muka kembali berpedoman ke SKB 4 Menteri dimana zona hitam, merah, oranye tetap belajar daring. Sedangkan daerah kuning dan hijau tatap muka bersayarat. Namun dalam zona kuning atau hijau orangtua masih punya hak untuk anaknya milih tatap muka atau daring, sehingga sekolah tetap mempersiapkan pelayanan 2 metoda mengajar tatap muka bersyarat dan daring.

Selain itu, jika zona kuning dan hijau fluktuatif meningkat ke oranye, satgas Covid-19 Kota dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) berhak untuk menghentikan KBM tatap muka bersyarat tersebut kembali ke daring. Karena Kota Bengkulu zona merah, maka KBM tetap daring.

Dikatakan Plt. Kepala Dikbud Kota Bengkulu, Drs. Zainal Azmi, M.TPd, sesuai dengan apa yang sudah disepakati dan disampaikan kepada guru dan para kepala sekolah, bahwa sekolah harus menyiapkan prokes, serta memastikan sudah ada izin (surat penyataan orang tua) untuk belajar tatap muka. Setelah itu sekolah harus mengecek persiapan prokes dan satgas membuat check list kesiapan belajar tatap muka tersebut.

Selain itu, lanjutnya, laporkan ke fasilitas kesehatan tentang kesiapan belajar tatap muka dengan melampirkan check list yang telah dibuat tadi. Surat pernyataan dari orang tua yang ditulis tangan, yang berisikan bahwa bersedia atau tidak bersedia anaknya belajar secara tatap muka. Zainal juga menegaskan apa yang dikatakan Kemendikbud, dalam pelaksanaan tatap muka terbatas, ada beberapa kebijakan yang harus dilakukan satuan pendidikan. Misalnya diberlakukan jaga jarak antar bangku, dan hanya diperbolehkan 18 anak didik per-kelas atau 50 persen dari jumlah siswa. "Pandemi Covid-19, memang membawa pengaruh kepada semua lintas kehidupan, khususnya pendidikan. Akibat dari pandemi, pelaksanaan sekolah dari taman kanak–kanak hingga universitas ditutup sementara," kata Zainal kepada radarbengkuluonline.com tadi siang, (3/8).

Terlebih lagi, data dari UNESCO bahwa 300 juta murid terganggu kegiatan sekolah, dan penutupan sekolah sementara akibat dari kesehatan dan krisis. Hal ini dilakukan untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19, diperlukan kerjasama semua pihak, menerapkan apa yang dilakukan pemerintah. Seperti, tidak berkerumun dalam keramaian, tidak pergi ke pasar, tempat budaya dan lain sebagainya.

Dari sektor perkantoran, yang bekerja di kantor, diusahakan untuk melakukan pekerjaan di rumah saja (Work From Home). Begitu pun pada bidang pendidikan, pembelajaran dilakukan dirumah saja (Learning From Home). Learning From Home merupakan pengalaman pertama yang dilakukan secara massal di Indonesia. Banyak pelajar dan guru, yang belum terbiasa dengan Learning From Home yang dilakukan secara daring agar belajar daring dapat berjalan dengan efektif, diperlukan persiapan oleh pihak sekolah dan orangtua wali murid.

"Pihak sekolah dapat memberikan fasilitas kepada guru berupa perangkat laptop atau HP kepada guru dan paket internet yang diperlukan. Sedangkan pihak orangtua, mempersiapkan perangkat HP, dan paket internet serta pendampingan belajar terhadap di rumah." (ach)

Tags :
Kategori :

Terkait