radarbengkuluonline.com - BENGKULU - Sebanyak 40 komunitas tergabung dalam Koalisi Selamatkan Bentang Alam Sebelat meminta Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo mencabut izin PT. Inmas Abadi. Permintaan itu bertujuan untuk menyelamatkan bentang alam Sebelat yang diketahui sebagai habitat terakhir Gajah Sumatera di Provinsi Bengkulu.
"Kita meminta Presiden RI agar memerintahkan Menteri ESDM dan LHK untuk mencabut izin tambang PT. Inmas Abadi," ungkap Budi Pranata saat membacakan 11 poin deklarasi dan penandatanganan Berita Acara (BA) dalam aksi kemah tolak tambang selama 3 hari di Taman Wisata Alam (TWA) Sebelat, Minggu (7/11). Sementara Pemuda Sebelat, Joko Iskandar turut mendesak pemerintah daerah (Pemda) bersikap, agar PT. Inmas Abadi tidak sampai melakukan aktivitas pertambangan. Karena, tapak rencana aktivitas pertambangan perusahaan tersebut, 700 hektar diantaranya berada dalam kawasan TWA Sebelat yang menjadi habitat Gajah Sumatera. "Kita meyakini ketika aktivitas pertambangan itu sampai terjadi, bukan hanya mengancam kelestarian kawasan hutan di TWA Sebelat saja. Tetapi juga mengancam badan Sungai Sebelat. Sementara sebagian besar masyarakat disini masih menggantungkan sungai itu untuk memenuhi kebutuhan air bersih," kata Joko. Ditambahkan Koordinator Aksi, Andes Beta menyebutkan, aksi kemah tolak tambang yang digelar Koalisi Selamatkan Bentang Alam Sebelat, sebagai bentuk komitmen pihaknya menolak keberadaan PT. Inmas Abadi. "Apalagi dalam UU No 05 Tahun 1990 Tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya, TWA itu tidak dapat digunakan untuk kegiatan pertambangan batu bara," bebernya. Ditambah lagi, PT. Inmas Abadi juga tidak memiliki izin pinjam pakai kawasan untuk kawasan itu, baik TWA Sebelat dan di HPT Lebong Kandis seluas 1.900 hektar. "Jangan sampai dengan adanya aktivitas pertambangan, malah mengancam kelestarian Gajah Sumatera yang sampai dengan saat ini diambang kepunahan," ujarnya. Terpisah, Kepala Kesatuan Pemangku Hutan Konservasi (KPHK) Sebelat, Asep Nasir menerangkan, saat ini populasi gajah di wilayah bentang alam Sebelat palingan hanya berkisar 30 hingga 40 ekor lagi. "Minimnya populasi itu salah satu sebabnya karena habitat hewan dilindungi ini sudah targanggu," sampainya. Lebih jauh dikatakannya, pihaknya pun berharap jangan ada lagi aktivitas-aktivitas seperti pertambangan yang dapat mengancam habitat alami Gajah Sumatera. "Jangan sampai nantinya akibat aktivitas seperti pertambangan, keberadaan Gajah Sumatera kedepannya hanya menjadi cerita bagi generasi penerus." (idn)Koalisi Bentang Sebelat Minta Cabut Izin PT IA
Minggu 07-11-2021,20:20 WIB
Reporter : radar
Editor : radar
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Sabtu 21-09-2024,11:03 WIB
Pemprov Bengkulu Rombak Struktur di OPD dan Melantik 114, Ini Penjelasannya
Sabtu 21-09-2024,11:29 WIB
Ini Tanggapan Bawaslu Provinsi Bengkulu Tentang Dugaan Pelanggaran Netralitas Kades di Pilkada 2024
Sabtu 21-09-2024,13:29 WIB
5 Manfaat Adopsi Kucing Terlantar dan Cara Berkontribusi dalam Upaya Menyelamatkan Kucing Jalanan
Sabtu 21-09-2024,13:19 WIB
7 Perilaku Unik Kucing dan Cara Memahaminya: Mengenal Bahasa Tubuh Si Menggemaskan
Sabtu 21-09-2024,08:26 WIB
Bupati Gusnan Tinjau Lokasi Tapal Batas Wilayah Bengkulu Selatan - Kaur yang Bermasalah
Terkini
Minggu 22-09-2024,00:05 WIB
KSOP Kantor UPT UPP Linau Bintuhan Lakukan Aksi Bersih Pantai
Sabtu 21-09-2024,15:12 WIB
Simposium Pendidikan Era Society 5.0 Menuju Generasi Emas Bersama ILUNI UNP, Direktorat SMK dan Dikbud
Sabtu 21-09-2024,15:10 WIB
FKW KAHMI Perkuat sinergi dan Peningkatan Kualitas Wartawan Provinsi Bengkulu
Sabtu 21-09-2024,15:03 WIB
KPU Kota Bengkulu Terima Laporan Harta Kekayaan dari 5 Bapaslon Walikota Bengkulu
Sabtu 21-09-2024,14:17 WIB