radarbengkuluonline.com - SELUMA - Dari dulu hingga sekarang, guru masih menjadi profesi yang sering diimpikan anak-anak. Namun, ternyata tak mudah untuk menjadi seorang guru. Setelah mengikuti pendidikan, guru harus beradaptasi mengajar sesuai dengan wilayah tempat ia ajar. Salah satu lokasi tempat mengajar yang diperlukan ekstra kesabaran, yakni di pedalaman. Termasuk perjuangan guru-guru di pedalaman di Seluma. Apa saja itu? Gampang! Baca saja laporannya berikut ini. Wawan Ahmad Riduan - Seluma Pendidikan menentukan nasib satu bangsa. Karena itu, peran guru dalam berjuang mendidik siswa saat ini akan menentukan gambaran generasi Indonesia ke depannya. Semakin profesional guru mengajarkan peserta didik diyakini akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang cemerlang dan membawa Indonesia ke masa yang lebih baik. Perjuangan para guru mencerdaskan anak didiknya bukanlah hal yang mudah. Terutama mereka yang berada di pelosok negeri atau yang berada di wilayah pedalaman. Sebagai guru, mereka harus profesional dalam menjalankan tugas. Salah satunya seperti tugas dari Darmawan S Pd sebagai salah satu Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan guru di Desa Simpang, Kecamatan Seluma Timur. Ia terlihat terlambat, tergesa-gesa dengan napas ngos-ngosan dalam sebuah acara Purna Bakti Kepala Kantor Kemenag Seluma, Drs Mulya Hudori M.Pd pada Selasa (23/11) lalu. Tidak hanya terlambat setengah permainan, seragam dinasnya pun tampak belepotan dengan bekas lumpur. Maklum saja, dia mendapat tugas mengajar di Desa Simpang, Kecamatan Seluma Utara yang letaknya sulit diakses dengan menggunakan roda empat. Meski jaraknya hanya sekitar 5 kilo meter dari jalan poros, namun desa Simpang sejak Kabupaten Seluma masih belum begitu tersentuh pembangunan, khususnya akses jalan. " Maaf terlambat, maklum dari dalam," kata Darmawan kepada salah satu tamu undangan yang duduk di dekatnya.
Sedihnya Perjuangan Guru di Seluma untuk Mendidik Anak Bangsa
Kamis 25-11-2021,20:13 WIB
Editor : radar
Kategori :