Ini Dia Orang Bengkulu Tersangkut Namanya di Jalan (9)

Kamis 16-12-2021,07:49 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

radarbengkuluonline.com - JALAN di Kota  Bengkulu ini banyak sekali.  Nama jalannya juga demikian . Pembaca sudah tahu lah itu. Ada jalan yang bersangkutan  nama burung, nama buah, nama sungai, nama pulau, nama bunga, nama pohon, bahkan nama orang. Soal nama orang ini,  juga banyak. Termasuk nama orang Bengkulu. Ini harus diketahui warga Bengkulu semua. Termasuk pelajar, mahasiswa, guru,dosen. Bila perlu, guru, kepala sekolah, dosen, rektor menyebarkan informasi ini ke grup WA mereka masing-masing agar semuanya tahu. Siapa saja namanya ya? Mau tahu! Silakan baca laporan kedua wartawan radarbengkuluonline.com yang sudah lulus Uji Kompetisi Wartawan (UKW)   di bawah ini.

AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu

Fatmawati, Ibu Negara Pertama dari Bengkulu JALAN Fatmawati ini, anda tahulah itu. Pasalnya, jalan ini sering dilalui orang yang ke Pantai Panjang, ke pusat perbelanjaan Bencoolen Maal atau BIM. Termasuk Anda. Jalan ini terletak di Kelurahan Penurunan. Mulai dari Simpang Lima Ratu Samban sampai ke Simpang Tiga Jalan Ratu Agung, Kelurahan Anggut Atas dan Jalan Putri Gading Cempaka, Penurunan.

Menurut Ketua Kerukunan Tabot Bengkulu, Ir. Syiafril Syahbudin yang juga mantan Kepala Dinas Tata Kota dan Pengawasan Bangunan Kota Bengkulu, Fatmawati itu adalah Putri Bengkulu. Ia termasuk keluarga sederhana. Mereka sering pindah rumah. Rumah menetapnya di daerah Penurunan, dekat Simpang Lima Bengkulu.

SILAHKAN BACA:

Bupati BS Instruksikan Seluruh OPD Bantu Korban Semeru

Fatmawati itu, menurut Fatmawati (Fatmawati, catatan kecil bersama Bung Karno, terbitan Sinar Harapan, 1985), ia dilahirkan di Malabero, Kota Bengkulu, 5 Februari 1923 dan wafat di Kuala Lumpur Malaysia tanggal 14 Mei 1980 dalam usia 57 tahun. Ayahnya bernama Hassan Din dan ibunya bernama Siti  Chadijah.

Ayahnya merupakan salah seorang tokoh Muhammadiyah di Bengkulu. Ayahnya dahulu bekerja di perusahaan Belanda bernama Borsumi. Namun melihat gerakannya di Muhammadiyah itu tidak disukai Belanda, maka dia disuruh memilih tetap kerja atau keluar dari perkumpulan Muhammadiyah. Akhirnya ayahnya memilih keluar dari kerja dengan Belanda.

BACA JUGA:

Ini Dia Orang Bengkulu Tersangkut Namanya di Jalan (9)

Beliau adalah istri dari Presiden Indonesia pertama, Soekarno (menikah 01-06-1943). Ia menjadi Ibu Negara Indonesia pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1966 dan merupakan istri ke-3 dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Ia juga dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.

Karena jasanya yang cukup besar, lanjut Syiafril, maka nama Fatmawati diusulkan juga menjadi jalan di Kota Bengkulu. Usulan itu pun disetujui. Letak jalan itu membujur dari Simpang Lima ke arah Simpang Tiga Kelurahan Penurunan. ‘’Jalan itu diletakkan di sana karena rumah orangtua Fatmawati dahulu disana,’’jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, karena jasanya yang besar terhadap negara, yaitu menjahit bendera merah putih, maka dia akhirnya ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

BACA JUGA:

Capaian Vaksinasi Mukomuko Rendah, Bupati Sapuan Optimis Tercapai

Selain itu, namanya juga diabadikan jadi nama Bandara Fatmawati Bengkulu. Bahkan tempat tinggal orangtua di Penurunan dijadikan rumah bersejarah, yaitu Rumah Fatmawati.

Di Simpang Lima Ratu Samban Kota Bengkulu, didirikan Patung Fatmawati sedang menjahit Bendera Merah Putih. Jaraknya juga, tidak jauh dari Rumah Fatmawati Bengkulu. Dari Rumah Fatmawati ini, kita bisa melihat secara langsung patung ini.

PERLU DIBACA: Catatan Dahlan Iskan: Kongres Lahan Selain itu, namanya juga diabadikan jadi nama perguruan tinggi Islam di Bengkulu. Yaitu, Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno (Sebelumnya, bernama IAIN Bengkulu). Letaknya juga, tidak jauh dari Patung Fatmawati Bengkulu. Lokasinya, di Pagar Dewa. Masih di dalam Kota Bengkulu.

Sementara itu, tokoh masyarakat Penurunan yang juga teman dekat Fatmawati waktu kecil, H. Muhidin Yusuf mengatakan bahwa Fatmawati itu orangnya santun. Berbudi pekerti baik.

Fatmawati ini orangnya rajin. Dia sering membantu orangtuanya di rumah. Dia juga termasuk gadis cantik. Sehingga Bung Karno waktu diasingkan di Bengkulu tahun 1938-1942 jadi tertarik dan akhirnya menyunting Fatmawati sebagai istrinya. Dari pernikahannya dengan orang Bengkulu ini dia dapat anak. (bersambung)

Tags :
Kategori :

Terkait