Memuaskan, UIN FAS Bengkulu Gelar Penutupan PPSL

Kamis 26-01-2023,23:59 WIB
Reporter : Adit/rls
Editor : Yar Azza

 


Pembagian sertifikat IELTS-adit/ist-

BENGKULU, RADARBENGKULUONLINE.COM  - Kegiatan Penutupan Program Persiapan Studi Lanjut Luar Negeri (PPSL) Beasiswa Indonesia Bangkit (non-gelar) kerjasama Kemenag RI-LPDP di PTP UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu digelar.

 

 

 

Kegiatan ini digelar di ruang rapat senat lantai 3 Gedung Rektorat dan dihadiri Direktur Pascasarjana, Kepala UPT Bahasa, dan para instruktur. 

 

 

 

Riswanto M.Pd.,P.h.D mengatakan, ada 13 orang yang ikuti kegiatan PPSL di UIN FAS Bengkulu.

BACA JUGA:Sudah Bagus, SMAN 7 Kota Bengkulu Gelar Pentas Seni

 

 

 

Ini terdiri dari 5 perempuan dan 8 laki-laki, yang berasal dari berbagai universitas Islam negeri dan sekolah tinggi dari berbagai wilayah di Indonesia. 

 

 

 

Menurut Riswanto, kegiatan PPSL di bagi menjadi 4 katagori.

 

 

 

Yaitu, tentang penguatan kebahasaan atau IELTS, Riset proposal, wawasan kebangsaan dan moderasi beragama.

BACA JUGA:Februari, Polda Terapkan Tilang Konvensional, Ini Targetnya!

 

 

 

Secara keseluruhan progress yang dicapai  memuaskan, nilai dicapaipun menunjukan peningkatan, walaupun ada beberapa yang masih stagnant dan harus dievaluasi lagi.

 

 

 

Tahapan terakhir dari kegiatan PPSL di UIN FAS Bengkulu adalah mereka mencari Letter Of Acceptanc (LOA) dari supervisor universitas tujuan. 

 

 

 

''Dari dua angkatan PPSL ini, kita mengharapkan menjadi nilai tambah bagi UIN FAS Bengkulu dan Rektor sangat konsen untuk program-program sama seperti ini.''

BACA JUGA:Isak Tangis di Rutan Bengkulu, Saat 29 Warga Binaan Bebas, Sujud Syukur dan Meminta Maaf ke Keluarga

 

 

 

Hal ini, menambah Grid bagi UIN FAS Bengkulu dan punya dampak akademik kepada dosen-dosen, khususnya dosen muda untuk studi lanjut ke luar negeri.

 

 

 

''Kita memang mengharapkan di kampus kita itu terjadi kolaborasi alumni Timur Tengah, alumni barat dan juga alumni dalam negeri .''

 

 

 

Kalau Timur Tengah itu kajiannya lebih kepada hafalan dan tekstual, sementara di barat itu adalah kontekstual dan metodologis, dalam negeri itu antara keduanya.

BACA JUGA:Hemat, Menguntungkan, Fenomena Thrifting di Kalangan Warga Bengkulu

 

 

 

''Maka, dengan kolaborasi 3 pemikiran itu akan mempercayai kajian keagamaan kita, karena dari berbagai pendekatan yang yang berbeda. Nah, itu yang kita harapkan di kampus,” kata Prof. Rohimin.

 

 

 

Kegiatan ini diakhiri dengan pembagian sertifikat IELTS dan foto Bersama. 

 

 

 

Kategori :