Lihatlah, bagaimana nabi Ibrahim dan Hajar, mampu berprasangka baik kepada Allah jalla wa ‘ala. Mereka amat yakin bahwa selagi bersama Allah, maka mereka tidak mungkin terlantar, tidak akan ada yang dapat mencelakainya ataupun melukainya.
Bila kita lihat banyaknya manusia yang frustasi dalam kehidupan ini atau banyaknya manusia merasa sengsara dan hidup penuh derita, ternyata bukan karena sedikitnya nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Akan tetapi karena sedikitnya husnudzon (berbaik sangka) kepada kebaikan Allah.
Padahal nikmat yang Allah berikan jauh lebih banyak daripada ujian dan cobaan-Nya. Oleh karena itu kita harus berbaik sangka kepada Allah. Karena Allah menjelaskan dalam sebuah hadits qudsi, bahwa Dia sesuai prasangka hamba-Nya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: “أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, Allah berfirman, “Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Dan jika ia mengingat-Ku di keramaian orang, niscaya Aku akan mengingat-Nya di hadapan sekumpulan makhluk yang lebih mulia dari mereka. Andaikan ia mendekat kepada-ku setapak, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Bila ia mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan menghampirinya dengan berlari.” HR. Bukhari dan Muslim.
Manusia wajib berbaik sangka kepada Allah apa pun keadaannya. Karena Allah akan menyikapi hamba-Nya sesuai prasangka tersebut. Jika hamba itu berprasangka baik, maka Allah akan memberikan keputusan yang baik untuknya.
Namun bila hamba itu berburuk sangka, maka berarti ia telah menghendaki keputusan yang buruk dari Allah untuknya. Allah tidak akan menyia-nyiakan harapan hamba-Nya yang senantiasa berbaik sangka kepada-Nya.