Disisi lain, sebelum umbut kelapa menjadi masakan siap disantap, ada proses didalamnya. Proses itu dinamai Ngumbut. Tradisi ngumbut ini tetap terjaga walaupun berada di perkotaan.
Seperti yang dijelaskan oleh Litasman, warga RT 20 RW 5 Kelurahan Betungan, Kota Bengkulu. Ia juga seorang tokoh masyarakat di daerah ini.
Litasman yang didaulat menjadi Ketua Kerja di hajatan pernikahan warga lingkungannya menyampaikan, Umbut ini dijadikan gulai untuk orang gotong royong. Ngumbut ini adalah rangkaian dari kegiatan hajatan.
Misalkan mau menikahkan anak. Ngumbut ini dilakukan oleh para laki-laki dengan menebang pohon kelapa secara bergotong royong untuk diambil umbutnya.
Warga RT 20 RW 5 Kelurahan Betungan, Kota Bengkulu sedang gotong royong mengambil umbut kelapa yang baru ditebang dari pohonnya-Raditya Farosta-radarbengkulu.disway.id
Setelah didapat, lalu para ibu-ibu mengolahnya menjadi masakan yang akan disantap oleh warga yang bergotong royong. Kemudian lagi sajian umbut ini ada juga yang disajikan saat resepsi.
"Umbut ini mengalahkan gulai daging. Jika tersaji dimeja, pasti orang milih gulai umbut. Apa lagi orang dusun merantau lama di Kota, sangat rindu sekali dengan gulai umbut," katanya.
BACA JUGA:Tidak Benar Itu, Sekretariat Partai Diduga Dijadikan Tempat Mesum?
Ada makna dan pesan tersirat baik dari tradisi Ngumbut ini. Yakni memumpuk rasa kekeluargaan antar warga, menambah kekompakan, sikap saling tolong menolong antar sesama dan masih bayak lagi.
Tradisi Ngumbut ini tetap ada walaupun di perkotaan