Yaitu orang-orang yang berkata, “Kami beriman” dengan mulut mereka, tapi di dalam hatinya tidak beriman. Apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka ria terhadap orang lain atas kebaikan yang telah diberikan/dilakukan.
Orang-orang yang akan menegakkan tugas-tugas kepemimpinan ialah orang-orang yang mendirikan salat dengan sempurna, dengan memperhatikan adab-adabnya yang zhahir dan makna-maknanya yang batin, dan orang-orang yang memberikan zakat kepada yang berhak menerimanya serta ikhlas beramal. Orang-orang yang mengaku beriman, tapi bersikap munafik atau fasik tidaklah pantas menjadi pemimpin bagi umat Islam.
Hadirin Sidang Jumat yang berbahagia
2. Tegas, lemah lembut dan berjiwa demokratis
Seorang pemimpin/pejabat harus memiliki sifat tegas, lemah lembut dan berjiwa demokratis. Jangan bersikap otoriter. Dalam Al-Quran, Allah SWT melukiskan karakter-karakter terpuji yang dimiliki Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin.
Maka karena semata-mata rahmat dari Allah kamu lemah-lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal. (Q.S. 3:159)
3. Bersikap jujur dan adil
Seorang pemimpin sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW haruslah memiliki sifat jujur dan adil dalam memimpin. Hal ini dipahami dari firman Allah SWT di dalam Al-Quran yang artinya:
''Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di kalangan manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesunguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.'' (Q.S. 4:48)
Ayat ini memberikan inspirasi kepada kita umat Islam agar kepemimpinan dan pemerintahan ditegakkan dengan kejujuran dan keadilan.
Ayat ini juga memberikan kontribusi pemikiran bagi umat Islam dalam memperjuangkan terciptanya kejujuran dan keadilan di tengah-tengah kehidupan bangsa dan bernegara, dan menuntut terselenggaranya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.