2. Luangkan waktu untuk hadir bagi anak remaja
Mencoba membuat rutinitas baru dan target harian akan mudah dicapai. Seperti selain tugas mengerjkan PR, anak remaja juga bisa diminta untuk melakukan tugas tugas dirumah.
Memberikan waktu kepada anak remaja dan ruang yang wajar untuk menjadi dirinya, kebutuhan ruang pribadi ialah hal yang normal dalam proses pertumbuhan untuk dewasa.
BACA JUGA:Kiamat Terjadi Pada Hari Jumat, Hari Dilahirkannya Adam As
Mencari cara untuk bisa membantu dan mendorong anak agar mengambil jeda seperti tugas dari sekolah, tugas rumah, ataupun kegiatan lainnya agar ia dapat melakukan hobinya. Seketika anak tersebut merasakan frustasi, bantulah ia dengan menajdi teman diskusi untuk mencari solusi.
3. Menyelesaikan konflik dengan duduk bersama
Sebagai orangtua, mencoba mendengarkan dan memandang anak remaja untuk menyelesaikan konflik haruslah dengan cara yang tenang. Tidak perlu membahas masalah dalam keadaan marah, tetapi dengan cara menenangkan diri kemudian lakukan diskusi bersama.
Hindarilah perebutan kendali. Ini menyebabkan anak remaja menjadi merasa kesulitan mempertahankan kendali atas hidupnya. Meskipun sulit orangtua harus mencoba berempati dengan keinginan anak untuk memiliki kendali ditengah masa yang menakutkan alih-alih melawan atau mencoba menguasai.
BACA JUGA:Mata Bintitan Akibat Mengintip? Baca Penjelasannya Disini
Bersikap jujur juga terbuka terhadap anak remaja. Mencontohkan cara bagaimana mengatasi perasaan yang sulit dialami agar anak tahu, perasaan yang mereka miliki adalah sesuatu yang wajar.
Disaat terjadinya konflik, menggambil waktu untuk mencoba merenungkan cara menyelesaikan konflik antara orangtua dan remaja. Orantua dapat mendiskusikan hasil pemikirannya dengan sang anak agar anak dapat melihat cara berpikir orangtuanya.