Mereka juga menjelaskan bahwa APBN 2023 ini telah digunakan untuk berbagai kepentingan umum. Seperti mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global, perlambatan ekonomi, dan dampak el nino dengan menebalkan bantuan sosial (bansos) dan penguatan UMKM.
Penebalan bansos dilakukan pemerintah melalui kebijakan tambahan bantuan beras untuk 21,3 juta Kader Pembangunan Manusia (KPM) dengan total anggaran Rp.2,67 triliun dan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk 18,8 juta KPM dengan total anggaran Rp.7,52 triliun.
Kemudian penguatan UMKM dilakukan lewat kebijakan percepatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM melalui weekend banking agar mencapai target Rp.291 triliun.
Lebih lanjut dikatakan, para penyuluh pajak berfokus dalam mengenalkan berbagai elemen APBN kepada para peserta. Salah satu elemen utama yang dikenalkan kepada para peserta adalah elemen pendapatan yang berasal dari pajak.
Hal ini karena berdasarkan data infografis APBN tiap tahunnya, pajak dengan stabil memberi sumbangsih terbesar dalam pendapatan negara yaitu sekitar 70 % dibandingkan sumber pendapatan lainnya yaitu hibah, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak.
Bahkan, per September 2023, penerimaan pajak telah berkontribusi sebesar 80,8 % terhadap APBN 2023.
Selama sosialisasi berlangsung, para peserta berpartisipasi aktif dengan menjawab pertanyaan yang diberikan pemapar materi maupun bertanya kepada pemapar materi.
Selaras dengan jargon sosialisasi kali ini yaitu, “APBN kita, generasi muda peduli uang kita,” berbagai pertanyaan dari para peserta yang menyiratkan kepedulian untuk mengawasi pelaksanaan APBN pun muncul.
Salah satu peserta yang hadir mengajukan pertanyaan terkait peran nyata pajak bagi keberlangsungan negara.
“Pajak digunakan untuk membangun banyak sektor. Salah satu contoh nyatanya adalah dengan dibangunnya jalan tol sebagai sarana transportasi untuk memudahkan mobilitas serta pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada tiap sekolah di Indonesia agar seluruh siswa dapat memperoleh fasilitas pembelajaran yang nyaman dan layak,” tutur Rio Riski Pratama memberikan penjelasan atas pertanyaan tersebut.
Kemudian, pertanyaan lainnya pun dilontarkan oleh peserta lainnya. “Tadi dijelaskan bahwa APBN dibiayai oleh pendapatan negara. Jika pendapatan negara tidak cukup, maka uangnya dicari melalui pembiayaan apa? Apa saja Pak jenis pembiayaan itu?”