Ibrahim menjelaskan bahwa untuk mengatasi kelangkaan tersebut, banyak nelayan yang pergi mencari solar ke SPBU khusus nelayan lainnya. Sistem pembayaran yang dilakukan nelayan adalah membayar di muka, dan sisanya dilunasi setelah pulang dari melaut.
“Kami kebanyakan bayar di depan setengahnya kemudian sisanya nanti setelah pulang melaut. Alhamdulillah sistem seperti itu masih aman, selain membantu hal tersebut sangat pas untuk nelayan kecil seperti kami,” kata Ibrahim.
Dalam situasi ini, DKP Provinsi Bengkulu diharapkan dapat lebih intensif berkoordinasi dengan para nelayan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, sehingga distribusi BBM subsidi dapat berjalan lebih efisien dan memenuhi kebutuhan para nelayan. (wij)