Dalam kunjungan ke Pertamina TBBM Pulau Baai Kota Bengkulu, Yurman mendapatkan informasi bahwa antrian kendaraan di SPBU terjadi karena kuota BBM bersubsidi yang terbatas.
Meskipun Pertamina TBBM Pulau Baai menyadari situasi tersebut, mereka memiliki keterbatasan dalam menanggapi masalah tersebut.
"Saat ini, memang dibutuhkan terobosan dari Pemda agar kuota BBM bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu dapat ditambah. Pemda perlu melakukan upaya konkrit, salah satunya dengan pemaparan kebutuhan BBM bersubsidi dihadapan pemerintah pusat dan BPH Migas," tegas Yurman.
Sementara itu, Kadis ESDM Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana, ST, M.Si, menyatakan bahwa usulan kuota BBM bersubsidi untuk tahun depan sudah disertai dengan pemaparan di tingkat pusat.
Ia menjelaskan bahwa bersama dengan Asisten II Setdaprov Bengkulu, RA. Denni, SH, MM, mereka telah menyampaikan pemaparan tentang kebutuhan BBM bersubsidi.
"Berdasarkan perhitungan BPH Migas, kuota BBM bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu ini mencukupi dengan catatan penyalurannya tepat sasaran," ungkap Donni. Ia juga menambahkan bahwa penyaluran yang tepat sasaran akan menjadi kunci keberhasilan program BBM bersubsidi di daerah tersebut.
"Kalau selama inikan terkesan belum. Karena mobil angkutan batu bara, CPO, Tandan Buah Segar (TBS), bahkan proyek pemerintah masih menggunakan BBM bersubsidi," demikian Donni.