RADAR BENGKULU - Harga kopi di Provinsi Bengkulu mengalami lonjakan yang signifikan. Yaitu, mencapai angka Rp 60 ribu per kilogramnya.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M. Rizon, S.Hut., M.Si., lonjakan ini dipicu oleh permintaan pasar global yang tinggi dikarenakan dipengaruhi oleh kondisi iklim yang buruk, sehingga hasil panen petani berkurang.
"Kenaikan harga kopi ini sesuai dengan kebutuhan pasar global meningkat karena cuaca buruk yang mengakibatkan hasil panen berkurang," katanya.
Dikatakan M. Rizon, untuk daerah yang yang menghasilkan kopi di wilayah Provinsi Bengkulu, diantaranya Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong menjadi pusat produksi kopi terbesar di wilayah Bengkulu.
Produksi kopi di Provinsi Bengkulu mencapai 50.370 ton dari Januari hingga Desember 2023, dengan lahan seluas 90.964 hektare.
" Ada dua kabupaten di Provinsi Bengkuku yang menjadi produksi kopi terluas dengan total lahan 90.964 hektare," ungkapnya.
BACA JUGA:7 Tempat Makan Paling populer di Pontianak Termasuk Warung Kopi Asiang
Produksi kopi di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan yang berdampak positif pada ekonomi masyarakat, terutama petani kopi di daerah tersebut.
Namun sayangnya harga kopi yang melonjak tinggi ini namun hasil panen masyarakat juga ikut menurun yang sangat signifikan.
Kendati demikian M. Rizon berharap produksi kopi tahun ini dapat melampaui capaian tahun sebelumnya, dengan memberikan bantuan bibit kopi kepada petani.
"Diharapkan naiknya harga kopi ini meningkatkan ekonomi para petani," ujarnya.
BACA JUGA:Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Meningkat di Bengkulu, Dinkes Siapkan Penanganan
Berbagai upaya yang dilakukan oleh para petani untuk mempertahankan hasil panen ditengah kurang baiknya cuca, sehingga petani beralih dari Pupuk Kimia ke Organik.