Program Ausbildung ini telah menunjukkan hasil yang positif.
Beberapa peserta dari angkatan sebelumnya telah menetap dan bekerja di Jerman, membuktikan bahwa program ini bisa menjadi jalan menuju kesuksesan internasional.
"Mereka yang mengikuti program ini dari 4 atau 5 tahun ke belakang sebagian telah menetap berkerja di Jerman," jelas Rohidin.
Selain Jerman, program serupa juga akan diperluas ke Jepang. Tahun depan, Bengkulu berencana mengirimkan 120 pemuda untuk mengikuti program serupa di Negeri Sakura.
"Artinya, membuka pola pikir anak-anak Bengkulu. Kalau memiliki program, peluang kerja terbuka," tambah Rohidin.
Pemerintah Provinsi Bengkulu berharap bahwa program Ausbildung dan inisiatif lainnya dapat membuka cakrawala baru bagi generasi muda Bengkulu.
Dengan mendapatkan pengalaman dan keterampilan di luar negeri, diharapkan para pemuda ini dapat kembali dan berkontribusi untuk pembangunan daerah.
Gubernur Rohidin juga berharap agar lebih banyak lembaga pelatihan dan pendidikan internasional yang dapat berkolaborasi dengan pemerintah dalam membuka peluang-peluang baru.
"Kita upaya mencari lembaga yang resmi dan legal," tegasnya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu juga menyoroti masalah penipuan tenaga kerja yang sering menimpa warga Bengkulu.
Selama ini, banyak yang berangkat dari daerah lain secara ilegal dan akhirnya tertipu.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah tengah berupaya membuka kantor Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Bengkulu.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Syarifudin, menyatakan bahwa layanan BP2MI segera dibuka di Bengkulu untuk mendukung program kerja ke luar negeri.
"Karena selama ini Bengkulu masih menginduk ke Palembang," ujarnya.
Dengan adanya BP2MI di Bengkulu, diharapkan proses penyaluran pekerja migran dapat dilakukan secara resmi dan legal.
Ini juga akan memberikan rasa aman dan perlindungan hukum bagi warga Bengkulu yang ingin bekerja di luar negeri.