radarbengkuluonline.id - Sistem Grafting pala merupakan penggabungan atau penyatuan dua tanaman atau lebih untuk mendapatkan kualitas tanaman yang lebih baik dibandingkan aslinya.
Termasuk tanaman pala bisa meningkatkan hasil panen pala hingga 5 kali lipat.
Peneliti ahli utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ir. Agus Ruhnayat pada Trubus.id mengatakan, Kuncinya dari bibit yang digunakan yaitu bibit unggul dan hasil Grafting.
BACA JUGA:Ini Hasil Monitoring dan Evaluasi Disperindagkop-UKM Terhadap 220 Koperasi
Seperti petani Pala di Nanggroe Aceh Darussalam biasanya menuai 499-709 kg biji pala kering batik perhektare (ha) pertahun.
Selanjutnya, jenis kelamin tanaman bisa diketahui sejak kecil dengan sistem Grafting, yang bisa bermanfaat saat penyerbukan pala.
Agar hasil maksimal dengan cara satu tanaman pala jantan menyerbuku 8 tanaman betina atau perbandingan 1:8.
Bisa diketahui bibit pala dari biji jenis kelamin baik jantan ataupun betina setelah tanaman berumur 6-8 tahun dan umumnya perbandingan 1:1 mengakibatkan penyerbukan tanaman pala dari biji kurang maksimal sehingga hasil saat panen tidak memuaskan
"Proses penyambungan relatif mudah dan jarak tanaman 5 m x 5 m atau populasi 400 tanaman per hektare," tutur Agus.
"Hasil panen itu tergolong sedang karena populasi tanaman pala jantan per hektare masih relatif banyak," ujar Mustafril, ST,M.Si pada Trubus.id 23 April 2024.
Disampaikan Mustafril, penggunaan sistem Grafting pada bibit tanaman Pala memang menguntungkan, bisa dipastikan jantan atau betina lebih cepat berbuah. Pembibit menggunakan pala hutan sebagai batang karena sangat tahan penyakit akar kuning.