Rohidin Mersyah Pimpin Rapat Fokus Pengendalian Inflasi di Provinsi Bengkulu

Kamis 19-09-2024,11:48 WIB
Reporter : Windi
Editor : Syariah muhammadin

 

 

radarbengkuluonline.id – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memimpin pertemuan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi Bengkulu yang digelar di Balai Raya Semarak pada Rabu (18/9) pagi. 

Acara tersebut turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Wahyu Yuwana, serta para bupati dan wali kota dari seluruh wilayah Provinsi Bengkulu.

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Memastikan Pengangkatan PPPK di Provinsi Bengkulu Gratis

BACA JUGA:Bawaslu Benteng Bakal Telusuri Keterlibatan Kades di Pilkada Serentak 2024

Dalam pertemuan ini, Gubernur Rohidin menyampaikan perkembangan positif terkait inflasi di Bengkulu. Selama dua bulan terakhir, angka inflasi menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Dari yang biasanya berada di atas 3 persen, kini inflasi tercatat stabil di kisaran 2 persen. 

"Kita patut bersyukur bahwa inflasi di Bengkulu sudah melandai, dan ini menjadi bukti bahwa kebijakan pengendalian yang kita terapkan membuahkan hasil. Pertumbuhan ekonomi juga mulai membaik," ungkap Rohidin dalam sambutannya.

BACA JUGA:Irman Sawiran Ingatkan BAZNAS Kota Bengkulu Jangan Gunakan Dana Umat untuk Pencitraan Pilkada

Tidak hanya itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu kembali mendapat penghargaan dalam bentuk dana insentif dari Kementerian Keuangan atas prestasi dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem, stunting, serta penyerapan anggaran. 

Menurut Rohidin, hal ini tidak lepas dari kerja sama yang baik antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota di Bengkulu.

"Dana insentif dari Kementerian Keuangan ini merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran pemerintah. Dari 10 provinsi di Sumatera, Bengkulu menjadi yang terbaik dalam hal penurunan kemiskinan ekstrem, angka stunting, dan realisasi penyerapan anggaran. Ini capaian yang membanggakan," ujar Gubernur Rohidin.

Namun, di balik keberhasilan tersebut, Rohidin menekankan bahwa masih ada pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan. Terutama terkait pengendalian inflasi. 

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap inflasi adalah alih fungsi lahan sawah yang semakin marak terjadi, serta irigasi yang belum optimal.

"Dalam rapat tadi, kita membahas hal-hal penting seperti upaya menekan alih fungsi lahan, memperbaiki sistem irigasi yang belum maksimal, serta pengolahan sawah yang belum efisien. Semua ini berpengaruh besar terhadap ketersediaan beras, yang pada akhirnya mempengaruhi inflasi," jelasnya.

Kategori :