Inflasi Bengkulu Melandai ke 0,82 Persen, Ekonomi Tumbuh Positif
Inflasi di Provinsi Bengkulu pada November 2024 mencatat angka 0,82 persen, menandai penurunan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu-Windi-
Radar Bengkulu – Inflasi di Provinsi Bengkulu pada November 2024 mencatat angka 0,82 persen, menandai penurunan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, saat membuka High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu yang berlangsung di Hotel Santika, Selasa (10/12).
"Pada November 2024, inflasi Bengkulu berada di angka 0,82 persen, terus melandai jika dibandingkan dengan realisasi di awal tahun 2024 dan lebih rendah dibandingkan November 2023," ujar Rosjonsyah dalam sambutannya.
BACA JUGA:SKB CPNS 2024 di Bengkulu dilaksanakan 4 Sesi dalam 1 Hari, Tantangan dan Harapan untuk Peserta
BACA JUGA:Wacana Muktamar Luar Biasa NU Ditolak karena Dinilai Tak Sesuai AD/ART
Capaian ini dianggap sebagai hasil kerja keras dan koordinasi yang solid antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota dalam menekan angka inflasi. Menurut Rosjonsyah, kolaborasi tersebut menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat di Bengkulu.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh para kepala daerah, perwakilan Bank Indonesia, serta jajaran OPD, Rosjonsyah menekankan pentingnya monitoring rutin terhadap faktor-faktor yang memengaruhi inflasi. Ia menyebut, pemerintah daerah secara konsisten memastikan ketersediaan bahan pokok serta kelancaran distribusi barang di seluruh wilayah Bengkulu.
"Para kepala daerah rutin memonitor dan memastikan kesiapan dalam menjaga stabilitas inflasi. Koordinasi yang baik menjadi kunci keberhasilan ini," tambah Rosjonsyah.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari intervensi pemerintah melalui program-program strategis, seperti operasi pasar murah, subsidi transportasi logistik, dan sinergi dengan pelaku usaha lokal untuk memastikan pasokan kebutuhan pokok tetap terjaga, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya memicu lonjakan permintaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: